Humaniora

Pentingnya Literasi dan Mitigasi Hadapi Risiko Bencana Sesar Lembang

Jabar khususnya Kota Bandung merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana Sesar Lembang cukup tinggi. Kondisi dipengaruhi oleh kondisi geologi yang rawan akan bencana.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
09 Mei 2024
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Virga Librian (kiri), dan Peneliti Muda Pusat Riset Kebencanaan  BRIN, Edi Hidayat, saat diwawancarai wartawan di Bandung, Rabu (8/5). (Ist/Pemkot Bandung)

WARGA Bandung dan sekitarnya kerap khawatir dan liputi rasa takut apabila terjadi bencana alam besar yang dikaitkan dengan Sesar Lembang.

 

Oleh karena itu, sebutan 'Sesar Lembang' menjadi sesuatu yang paling ditakuti. Setiap mendengar kata 'Sesar Lembang', otomatis jantung pun berdetak lebih cepat.   

 

Jawa Barat (Jabar) khususnya Kota Bandung merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana cukup tinggi. Kondisi dipengaruhi oleh kondisi geologi yang rawan akan bencana.

 

Baca juga: Pasca-Gempa di Tuban, dalam 2 Jam, BMKG Catat Terjadi 17 Kali Gempa Susulan

 

Prediksi Potensi Gempa Besar

 

Salah satu potensi bencana yang mengintai yakni adanya Sesar Lembang. Sesar aktif ini sewaktu-waktu berpotensi menimbulkan gempa yang cukup merusak dan menelan korban jiwa.

 

Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Virga Librian mengatakan literasi kebencanaan masyarakat harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara berkelanjutan guna meminimalkan risiko bencana sepeti gempa bumi.

 

Selain itu, diharapkan seluruh pihak melaksanakan kesiapansiagaan dengan melakukan mitigasi bencana struktural dan non struktural.

 

Baca juga: Kenapa Gempa Bawean Disebut Peristiwa Tak Biasa, Ini Penjelasan BMKG

 

"Mitigasi struktural di antaranya membangun bangunan tahan gempa, terutama bangunan vital sekolah, rumah sakit yang mampu menahan guncangan gempa," kata Virga pada Bandung Menjawab di Balai Kota, Bandung, Rabu (8/5).

 

Selain itu, lanjut Virga, penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur-jalur evakuasi, menjadi salah satu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

 

Tak hanya itu, upaya mitigasi non struktural, salah satunya melakukan diskusi literasi kebencanaan untuk mengantisipasi potensi risiko dan langkah antisipasinya.

 

"Pemerintah juga mengeluarkan Perda atau peraturan terkait tata ruang wilayah perlu diatur agar pada saat kejadian bencana lebih tertata dengan baik," ungkapnya.

 

Dari hasil riset, kata Virga, potensi sesar Lembang magnitudo 6,5-7 dan merupakan gempa besar berdasarkan beberapa parameter. 

 

Baca juga: Gempa Bumi Tuban, Kepala Pelaksana BPBD Sebut Tiada Korban Jiwa

 

Berdasarkan potensi tersebut, BMKG sudah membuat peta skenario guncangan, hasilnya wilayah bandung raya berdampak 5-8 MMI.

 

"Berdasarkan skenario hampir seluruh Jawa Barat, Banten dan Jakarta akan terdampak (sesar Lembang)," jelasnya.

 

"Bandung Raya terdampak 5-8 MMI (Modified Mercally Intensityseperti KBB, Kota Bandung, Subang, Purwakarta yang terdampak signifikan dan merusak," ujar Virga sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung.

 

Saat ini, BMKG telah memiliki alat seismometer dan seismograf sebanyak 31 sensor di seluruh Jawa Barat.

 

"Khusus untuk memantau aktivitas sesar lembang sendiri saat ini kita menambah 6 sensor lokal," katanya.

 

Sementara itu, Peneliti Muda Pusat Riset Kebencanaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Edi Hidayat mengatakan, literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. 

Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar di tengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan.

Maka dari itu, menurut dia, membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks. Yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

Sesar Lembang Itu Aktif

"Memang Sesar Lembang itu aktif. Tetapi yang harus diwaspadai, bagaimana kita tahu informasi yang benar. Karena di media sosial itu sering kita melihat membaca," jelasnya. 

"Masyarakat harus mencari informasi dan sumber yang jelas terkait dengan potensi Sesar Lembang itu sehingga tidak gampang terkecoh berita tidak benar," ujar Edi.

Setelah mencari informasi yang benar, katanya, lakukan hal antisipasi dari yang hal terkecil dan lingkungan terdekat seperti rumah dan lingkungan RT.

"Kalau di tempat seperti perkantoran apakah sudah safety nih alat-alat yang ditempel di dinding misalnya. Atau menyiapkan tas saat darurat berisi obat-obatan dan barang berharga lainnya," ungkapnya. (SG-2)