Humaniora

Para Ibu Nasabah PNM Mekaar Bangga Bisa Angkat Ekonomi Keluarga

Penyaluran pinjaman melalui PNM Mekaar meningkat signifikan sejak diluncurkan pada 2015. Jumlah nasabah aktif PNM Mekaar saat ini juga mengalami peningkatan dari ribuan menjadi jutaan nasabah.

 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 Januari 2024
Dok. BPMI Setpres

SALAH seorang nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, Mita, memberanikan diri naik ke panggung dan berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ibu yang berasal dari Borobudur, Kabupaten Magelang itu memiliki usaha jamu yang telah dipasarkan hingga ke mancanegara.



Bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar, Mita mengaku awalnya bermaksud meneruskan usaha percetakan keluarganya. Pinjaman sebesar Rp2 juta pada 2017 tersebut dibelikan alat cetak atau printer. Sayangnya, beberapa waktu berselang wabah covid-19 melanda Indonesia sehingga usaha percetakannya pun kolaps. Akhirnya ia pun tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.



"Saya sama Mbak saya itu (berpikir) gimana caranya mengembalikan ekonomi keluarga. Tadinya malah itu (pinjaman) buat roti goreng. Terus itu berjalan, sepi. Habis itu kita buat racikan jamu, ya laku. Sampai sekarang malah yang itu. Tapi saya juga masih jualan lotek dan percetakan juga jalan lagi. Jadi saya siang itu jualan lotek, malam desain," ungkapnya di hadapan Kepala Negara dalam kegiatan silaturahmi yang berlangsung di Stadion Gemilang, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Senin (29/1), seperti dilansir setneg.go.id.



Merespon ungkapan hati Mita, Jokowi pun mengatakan pada waktu pandemi covid-19 semua sebagian besar pelaku usaha mengalami penurunan bahkan banyak yang tutup.

"Memang saat covid enggak yang gede, yang menengah, yang kecil semuanya collapse, tetapi di situlah kita diuji, kita bisa bertahan atau tidak. Pasti ada ujiannya. Kalau bisa bertahan artinya ke depan insyaallah akan lebih mudah," timpal Presiden.

 

Semangat para ibu nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PNM dalam mengangkat ekonomi keluarga terlihat saat mereka bertemu Presiden Jokowi. Dalam kegiatan silaturahmi itu para ibu bercerita mengenai perjuangan mereka dalam mengembangkan usahanya.

 

Lebih lanjut, Mita mengaku produknya sudah dinikmati konsumen mancanegara, antara lain di Malaysia dan Jepang. Produknya berupa jamu rempah racikan untuk meningkatkan kesehatan tersebut awalnya dipesan oleh wisatawan.



"Produknya kalau yang sudah sampai luar negeri itu jamu. Jamu racikan kita sudah jual di luar negeri sering ada UMKM seperti itu dan sudah jual di Shopee juga, di marketplace," imbuhnya.



Selain Mita, tampil pula Sri Kartini, nasabah PNM Mekaar lainnya. Ia  juga sempat berdialog dengan Presiden saat meninjau stan produknya. Seperti halnya Mita, ia pun kini bisa mengekspor produk batik miliknya hingga ke luar negeri, salah satunya Jepang.



"Kita penjualannya lewat online, bahkan bukan hanya di dalam kota, lokal, tapi juga sampai ke luar, ke Jepang. Dalam negeri sudah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, sampai Irian (Papua)," ucapnya saat ditemui secara terpisah.



Sri pun bercerita bahwa awalnya ia meminjam modal sebesar Rp1 juta dari PNM Mekaar. Seiring usahanya yang terus berkembang, pinjaman dari Mekaar pun turut membesar hingga kini mencapai Rp6 juta.



Bahkan, Sri juga kini mampu membuka lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Ia mampu mempekerjakan 6 pegawai tetap dan hingga 30 pegawai tambahan ketika menerima banyak pesanan.



"Kebetulan kita batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi dan limbahnya pun kita bisa manfaatkan, kita buat seperti ini (dompet batik) dengan pemberdayaan masyarakat sekitar. Alhamdulillah dengan adanya permodalan ini kita juga dapat menambah lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu sekitar," ungkapnya.



Sebagai nasabah yang telah merasakan langsung manfaat program Mekaar, Sri pun berharap agar program tersebut bisa terus berlanjut ke depannya.



"Sangat luar biasa, semoga Mekaar ini selalu di hati masyarakat karena bermanfaat sekali bagi masyarakat terutama UKM yang benar-benar membutuhkan modal," tandasnya. 

 

Meningkat

 

Dalam sambutannya di kegiatan silahturahmi tersebut, mantan walikota Solo itu  mengungkapkan perasaan gembira karena dapat kembali bertemu dengan para peserta program Mekaar.

 

“Mungkin lebih dari empat tahun saya tidak berjumpa dengan para nasabah PNM Mekaar dan hari ini di 2024 yang pertama berjumpa adalah nasabah dari Kabupaten Magelang. Saya senang karena semangatnya masih semangat ’45 ibu-ibu semuanya,” ungkap Presiden yang disambut riuh tepuk tangan para ibu.

 

Selain itu, Jokowi juga merasa senang karena penyaluran pinjaman melalui PNM Mekaar meningkat signifikan sejak diluncurkan pada 2015. Jumlah nasabah aktif PNM Mekaar saat ini juga mengalami peningkatan dari ribuan menjadi jutaan nasabah.

 

“Saya juga senang karena di 2015 saat itu yang disalurkan kurang lebih hanya Rp800 miliar untuk kurang lebih 400-an ribu nasabah sekarang sudah yang aktif itu sudah 15,2 juta nasabah dan yang disalurkan Rp237 triliun,” imbuhnya.

 

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengapresiasi upaya PNM Mekaar dalam menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Menurut Presiden, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengembalian pinjaman oleh para nasabah sangat tinggi.

 

“Saya melihat di PNM Mekaar itu sangat kecil sekali kalau dibandingkan dengan perbankan. Yang nyicilnya disiplin hampir 100%. Artinya semuanya disiplin karena yang enggak bisa mengembalikan itu hanya kecil sekali 0,5%, kecil sekali,” lanjut Presiden.

 

Oleh karena itu, Kepala Negara terus mendorong para nasabah untuk tetap disiplin dan bekerja keras agar jumlah pinjaman dapat meningkat dan usaha yang dijalankan bisa naik kelas. 

 

“Kalau dari (usaha) kecil ingin masuk ke menengah, masuk ke besar, kuncinya disiplin dan kerja keras. Enggak ada kalau enggak disiplin bisa naik kelas enggak ada. Percaya saya, saya mengalami. Kerjanya enggak kerja keras juga enggak mungkin Bapak/Ibu bisa berhasil, bisa meningkatkan jumlah pinjamannya,” pesannya. (SG-1)