BILA berjalan-jalan ke Kota Bandung tak lengkap rasanya tanpa mengunjungi Museum Sri Baduga, sebuah tempat yang kaya akan sejarah dan budaya Sunda.
Museum ini tidak hanya menawarkan koleksi artefak yang memukau, tetapi juga menyimpan cerita menarik tentang bagaimana ia berdiri dan berkembang dari masa ke masa.
Gagasan Awal dan Peresmian
Museum Sri Baduga berdiri atas gagasan Gubernur Jawa Barat saat itu, Aang Kunaefi, pada tahun 1974.
Baca juga: Semarakkan HUT Ke-214, Kota Bandung Siap Gelar Great Sale dan Pawai Kendaraan Hias
Perjalanan panjang dan berbagai dinamika akhirnya membawa museum ini diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef.
Awalnya, museum ini dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat.
Perubahan Nama dan Makna Historis
Pada tahun 1990, museum ini mengalami perubahan nama menjadi Museum Sri Baduga.
Nama ini diambil dari Prabu Siliwangi III, seorang raja agung Kerajaan Sunda yang dikenal dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji.
Baca juga: Pasar Kreatif 2024 di 23 Paskal Hadirkan 46 Produk UMKM Kota Bandung
Nama ini berdasarkan pada Prasasti Batutulis yang mencatat pemerintahan Sri Baduga di Pakwan Pajajaran dari tahun 1482 hingga 1521 masehi.
Lokasi dan Arsitektur Unik
Museum Sri Baduga terletak di Jalan BKR Nomor 185, Kelurahan Pelindung Hewan, Kecamatan Astanaanyar.
Lokasi ini dulunya merupakan kantor Kawedanan Tegallega, yang digunakan untuk mengurus administrasi Kota Bandung.
Dengan luas tanah mencapai 8.030 meter persegi, museum ini menampilkan bangunan model tradisional khas Jawa Barat berupa rumah panggung dengan atap suhunan panjang, yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern.
Baca juga: Semarak Karnaval Asia Africa Festival 2024 Hangatkan Suasana Kota Bandung
Sebagaimana dijelaskan situs Pemkot Bandung, sejak tahun 2002 Museum Sri Baduga dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Tugas utama museum ini adalah mengumpulkan, merawat, meneliti, dan menyajikan benda tinggalan sejarah alam serta budaya Jawa Barat, sambil memberikan bimbingan edukatif kultural kepada pengunjung.
Koleksi Berharga
Museum Sri Baduga memiliki koleksi yang mencakup berbagai jenis artefak, lukisan, dan benda-benda bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah Sunda.
Koleksi uniknya antara lain pakaian tradisional Sunda, alat musik tradisional, senjata kuno, kerajinan tangan, ukiran kayu, dan lukisan-lukisan berharga.
Hingga tahun 2017, museum ini telah berhasil menghimpun sebanyak 6.979 koleksi yang dikelompokkan ke dalam sepuluh klasifikasi.
Klasifikasi meliputi geologika atau geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, seni rupa, keramologika, dan teknologika.
Penetapan Nama
Penamaan Museum Sri Baduga, sebagaimana dikutip situs Pemkot Bandung, ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 02223/0/1990 tanggal 4 April 1990.
Nama ini bukan hanya sebuah label, tetapi juga simbol penghormatan kepada warisan sejarah dan budaya Sunda yang kaya.
Museum Sri Baduga bukan sekadar tempat penyimpanan artefak, tetapi juga sebuah perjalanan sejarah yang menarik untuk dijelajahi.
Mengunjungi museum ini berarti mengapresiasi dan memahami lebih dalam tentang kekayaan budaya dan sejarah Sunda.
Jadi, jika Anda berada di Kota Bandung, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Museum Sri Baduga dan merasakan langsung pesonanya. (SG-2)