Humaniora

Kerja Sama Dengan IsDB, Dukung Jatim Tingkatkan Pangsa Pasar Produk Halal di Luar Negeri

Inisiatif untuk jajaki pasar global dapat dilakukan melalui berbagai cara. Kerja sama dengan dengan IsDB menjadi sinyal bagus bagi pertumbuhan kapasitas dan sdm UMKM di Jawa Timur.

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
09 Januari 2024

PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjalin kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB)  dengan tujuan meningkatkan standar kualitas produk halal Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta optimalisasi pemasaran produk halal ke negera-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

 

Kerja sama dilakukan oleh  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui program reverse linkage, di Jeddah, Saudi Arabia, Senin (8/1)

 

Dengan program tersebut para pelaku usaha di Jatim akan difasilitasi pelatihan, pertukaran pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber daya manusia.

 

"Ini adalah bagian dari proses yang coba kami terus lakukan untuk memberikan penguatan dan percepatan untuk pengembangan ekosistem halal di Jawa Timur. Sekaligus upaya mengembangkan produk halal yg diakui secara global untuk pasar global," kata Khofifah seperti dilansir diskopukm jatimprov.go.id, Selasa (9/1). 

 

Kerja sama itu pun akan turut mengembangkan kapasitas para  juru sembelih sesuai syariat Islam dan medis serta pembahasan terkait pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umrah.


 

Standardisasi produk UMKM

 

Untuk menyesuaikan standardisasi produk halal UMKM di Jatim, dalam kerja sama itu, para pelaku UMKM akan diberikan dukungan berupa pengetahuan, keahlian dan potensi investasi yang difasilitasi oleh Serunai Commerce di tingkat bilateral. 

 

Terdapat tiga intervensi yang dibagi dalam tiga tahap.  Pertama,  Intervensi Reverse Linkage sebagai fasilitator pada  2024. Tahap kedua, rencana jangka pendek (2024-2025) Jawa Timur bekerja sama dengan Serunai Commerce untuk meningkatkan kapasitas dan berpotensi untuk mengembangkan Joint Venture.

 

"Setelah Jawa Timur mencapai kapasitasnya, Serunai Commerce akan memberikan akses ke platform-platform yang akan menghubungkan ke rantai pasok halal," tambah  Khofifah.

 

Memasuki tahap ketiga, ada rencana jangka menengah dan panjang (2025 – seterusnya), yakni Intervensi reverse linkage sebagai fasilitator dan sebagai penyedia pendanaan katalitik.

 

“IsDB berupaya memastikan skenario Win-Win tercapai sebagai hasil dari intervensi Reverse Linkage. Sementara untuk pembiayaan dari semua pihak yaitu antara Jatim, Serunai Commerce, dan IsDB,” jelas Gubernur Khofifah.

 

Lebih lanjut, Joint Venture, Jawa Timur dan Serunai Commerce akan bekerja sama dengan IsDB sebagai penyedia ilmu pengetahuan, keahlian, teknologi dan pembiayaan untuk membantu Negara-negara OKI lainnya melalui Reverse Linkage di industri halal. Yang mana, Serunai Commerce sudah paham dengan Reverse Linkage sehingga dapat memberikan guidance pada lembaga-lembaga yang ada di Jatim.

 

"Kerja sama ini merupakan dampak positif yang nyata dari Reverse Linkage antara Indonesia dan Serunai Commerce Malaysia dalam pengembangan ekosistem halal digital,” terangnya.

 

"Dalam waktu dekat Pemprov Jatim akan berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan Serunai Commerce Malaysia. Kerja sama ini akan segera ditindaklanjuti oleh IsDB - Serunai - Lembaga-lembaga di Jatim melalui pertemuan teknis di Jawa Timur-Malaysia,” lanjutnya.

 

Kedepan, Khofifah berharap kerja sama ini dapat berdampak pada program yang ada di Jatim. Karena saat ini telah ada Juru Sembelih Halal (Juleha) serta Pendamping Proses Produk Halal (PPH) dan pendirian kawasan halal eco-system.

 

"Melalui kerja sama ini, harapannya skill  sumber daya manusia, manajemen , Juru sembelih halal  dan PPH bisa ter-upgrade. Insya Allah program ini akan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya pelaku industri halal dan UMKM kita," tambah Khofifah.

 

Potensi produk halal UMKM Jatim

 

Data yang dikumpulkan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menyebutkan bahwa di Jawa Timur terdapat 6.745 pondok pesantren dengan total santri sebanyak 992.889. 

 

Dari ribuan pondok pesantren tersebut telah berdiri 630 koperasi pondok pesantren (kopontren) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Salah satu program unggulan yang tengah dikembangkan oleh pondok pesantren adalah one pesantren one product (OPOP).

 

"Sampai  2023, OPOP sudah menghasilkan seribu dua ratus  produk unggulan, diantaranya makanan, minuman, craft dan teknologi, dan ini harus terus kita support," jelas Khofifah.

 

Tak hanya itu, Khofifah menyebut ekosistem halal di Jawa Timur juga didukung berbagai potensi produk halal. Salah satunya populasi muslim di Jawa Timur berdasarkan data BPS per 31 Desember 2022 mencapai 40.179.566 orang setara 99,58%.

 

"Populasi muslim di Jatim sangat besar, saya rasa ini adalah support terbesar untuk ekosistem halal yang terus kita coba kembangkan dan kuatkan," terangnya.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ekosistem halal di Jawa Timur juga didukung dengan halal center yang memang fokus pada penelitian, pengembangan, dan pengkajian produk halal.

 

Di akhir, Gubernur Khofifah berharap berbagai potensi produk halal, infrastruktur halal dan ekosistem halal yang telah terbentuk di Jawa Timur akan menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh IsDB untuk menjalin kerjasama dengan Jawa Timur. Sehingga harapan penguatan ekosistem halal di Jawa Timur juga bisa diwujudkan dalam waktu dekat.

 

"Apa yang akan terus kita kembangkan, lalu apa yang sudah terbentuk di ekosistem halal kita, InsyaAllah akan semakin kuat, semakin komprehensif dan semakin kokoh ketika kita mendapat support dari IsDB," imbuhnya.

 

Turut menghadiri pertemuan dengan IsDB tersebut, Moncef Soudani selaku Kepala Reverse Linkage Division for the whole of OIC countries dan  Aminnudin Mat Arif,  Lead Technical Cooperation Specialist Reserve Linkage (Asia) Cooperation and Capacity Development. 

 

Sedangkan dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) diwakili oleh ,  Joneri Alimin selaku Koordinator Fungsi OKI dan  Ninik Rahayu selaku Koordinator Fungsi Ekonomi serta Muhammad Irfan Anas selaku Pelaksana dari KJRI. (SG-2)