INDONESIA siap menginspirasi dunia dengan terobosan terbarunya dalam mempromosikan infrastruktur berbasis energi hijau di World Water Forum ke-10 yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 18-25 Mei 2024.
Dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Pemerintah Indonesia akan memperkuat kolaborasi internasional dalam pertukaran pengetahuan, riset, inovasi, dan teknologi pengelolaan sumber daya air.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan komitmen Indonesia untuk memprioritaskan prinsip lingkungan berkelanjutan dalam pembangunan infrastruktur.
Baca juga: World Water Forum ke-10 di Bali: Harapan Baru bagi Lingkungan dan Kesejahteraan Bersama
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah optimalisasi pemanfaatan bendungan eksisting dan pembangunan bendungan baru sebagai sumber energi terbarukan dari tenaga air dan tenaga surya.
"Salah satunya adalah memperkuat pemanfaatan 187 bendungan eksisting dan 61 bendungan baru yang dibangun sejak 2015 hingga 2024. Ini untuk menyediakan energi listrik terbarukan dari tenaga air dan tenaga surya dan mengembangkan proyek pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy)," kata Basuki.
Selain itu, proyek inovatif seperti pengolahan sampah menjadi energi akan semakin dikembangkan, membawa Indonesia menjadi salah satu pemimpin dalam penggunaan Waste to Energy.
Baca juga: Pacu Bali Jadi Destinasi Berkelanjutan: Desa Jatiluwih Sambut 'World Water Forum 2024'
"Kami juga menerapkan metode Refuse-Derived Fuel (RDF), seperti pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tritih Lor di Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah), Cicukang Holis di Kota Bandung, Kersiman Kertalangu, Padangsambian Kaja, dan Tahura di Denpasar Kota (Bali)," jelas Basuki
Penerapan teknologi PATH (Pompa Air Tenaga Hidro) menjadi solusi efektif untuk penyediaan air baku dan mengatasi kekeringan, dengan kemudahan operasional yang dapat diakses oleh masyarakat.
Baca juga: World Water Forum Siap Bentuk Kemitraan Konservasi Air Global
Berbagai daerah di Indonesia sudah merasakan manfaatnya, termasuk Temanggung (Jawa Tengah), Magelang (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur).
Di samping itu, Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan infrastruktur, tetapi juga pada riset dan inovasi. Melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia telah merancang skema kerja sama internasional untuk menangani perubahan iklim terkait pengelolaan sumber daya air.
Riset-riset teknologi terkini, seperti Rumah Program Purwarupa untuk pemantauan kebencanaan hidrometeorologi dan pengembangan sistem cerdas SIAGA untuk peringatan dini banjir, menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Pemerintah Indonesia, bersama dengan World Water Council (WWC), telah mempersiapkan serangkaian forum pertemuan menuju acara puncak World Water Forum ke-10. Sinergi politik, regional, dan tematik akan menjadi landasan penting dalam memastikan air menjadi sarana kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, Indonesia bukan hanya menjadi tuan rumah yang hebat, tetapi juga pemimpin dalam inovasi dan solusi berkelanjutan untuk masa depan air dunia. (SG-2)