Humaniora

Gandeng Pihak Swasta, Pemkot Yogyakarta Manfaatkan Hasil Olahan Sampah ‘RDF’

Refuse Derived Fuel (RDF) merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran sebagai pengganti batu bara.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
26 Maret 2024
Ilustrasi, Area pengeringan sampah lama untuk diproduksi menjadi bahan bakar alternatif (RDF) di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat,  (Ist/DLH DKI Jakarta

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Yogyakarta melibatkan pihak swasta untuk memanfaatkan hasil pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF). 

 

RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran sebagai pengganti batu bara.

 

Hal itu diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Yogyakarta dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) tentang kerja sama pemanfaatan RDF Kota Yogyakarta sebagai bahan bakar alternatif.

 

Baca juga: Berkat Maggot, Semua Lingkungan RW di Rancabolang, Bandung, Jadi Kawasan Bebas Sampah

 

Penandatanganan kesepakatan bersama tentang kerja sama pemanfaatan RDF Kota Yogyakarta itu dari pihak Pemkot Yogyakarta dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. 

 

Sedangkan dari PT SBI ditandatangani oleh Direktur PT Solusi Bangun Indonesia, Soni Asrul Sani.

 

 

“Ini menjadi satu langkah pertama untuk nantinya dilakukan perjanjian kerja sama pemanfaatan RDF untuk pembakaran di PT Solusi Bangun Indonesia,” kata Singgih usai penandatanganan kesepakatan bersama pemanfaatan RDF di Balai Kota Yogyakarta, Senin (25/3).

 

Singgih menjelaskan volume sampah yang dihasilkan dan akan diolah Kota Yogyakarta sekitar 200 ton per hari. 

 

Dari pengolahan volume sampah itu bisa menghasilkan berkisar 40-50 persen atau sekitar 100 ton RDF.

 

Pengolahan sampah menjadi RDF akan dilakukan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Nitikan, Karangmiri, dan Kranon, Kota Yogyakarta,.

 

Namun  akan dilakukan peninjauan ke TPS 3R Nitikan untuk memastikan pengolahan sampah dan contoh RDF yang dihasilkan.

 

“Kita akan cek spesifikasinya(RDF) karena SBI punya spesifikasi seperti apa. Itu nanti yang akan kita kirim ke PT SBI di Cilacap,” ujarnya.

 

Baca juga: Sampah Diolah, Berkah Datang, Cuan Jutaan Rupiah pun Diraup Warga di Kota Bandung

 

Pihaknya menargetkan pengolahan sampah menjadi RDF dapat dilakukan secepatnya setidaknya akhir April mulai. 

 

Menurut Singgih, kesiapan pengolahan RDF di tiga lokasi itu sudah 50%-60%.

 

Di TPS 3R Nitikan yang dilakukan lebih pad revitalisasi, mesin pengolah sudah tersedia dan perlu penataan kembali. Sedangkan di dua lokasi lainnya harus membangun baru.

 

Singgih berharap kerja sama dapat dilakukan dan menjadi solusi bersama mengatasi sampah perkotaan dan menjadi bahan bakar alternatif bagi PT SBI. 

 

“Tentu ini menjadi bagian dari semangat kita semua untuk sirkular ekonomi bisa kita dapatkan. Energi terbarukan dari pembakaran (pengolahan) sampah yang kita proses menjadi RDF,” papar Singgih sebagaimana dilansir situs Pemkot Yogyakarta, Senin (25/3), 

 

Sementara itu Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo mengucapkan terimas kasih kepada Pemkot Yogyakarta karena PT SBI diberikan kesempatan untuk melakukan penandatanganan kesepakatan bersama itu. 

 

Ia menegaskan dalam operasional PT SBI sebagai produsen semen berpedoman pada pembangunan berkelanjutan. Salah satunya menerapkan konsep sirkulasi ekonomi dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif.

 

“Yang utama adalah bagaimana kita membantu menyelesaikan sampah perkotaan. Terutama di daerah sekitar pabrik di Cilacap, Yogyakarta dipilih karena sudah diskusi dengan Pemda DIY,” jelas Lilk.

 

“Dan sebagian besar produk kita seperti Semen Nusantara, Holcim, Dynamix market utama di Yogya, Jadi tentunya kita ada tanggung jawab moral juga untuk bagaimana menyelesaikan sampah di DIY,” terang Lilik.

 

Baca juga: Program Penglolaan Sampah, BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ Sukses Dilaksanakan di 41 Kota

 

Dia menyebut pabrik PT SBI di Cilacap sekarang sudah menerima sekitar 100 ton RDF. PT SBI total bisa menerima sekitar 250 ton RDF/hari, sehingga masih ada kuota sekitar 150 ton RDF/hari. 

 

Penggunaan RDF di PT SBI bisa menggantikan bahan bakar batu bara sekitar 14%. 

 

Lilik menuturkan walaupun PT SBI bisa memanfaatkan bahan bakar alternatif RDF, tapi ada kriteria khusus. 

 

Untuk spesifikasi RDF di PT SBI antara lain harus memiliki kadar air maksimal 20 persen dan ukuran di bawah 5 cm. 

 

Dicontohkan sampah segar di indonesia campuran sampah organik dan anorganik memiliki kadar air rata-rata 50%-60%, sehingga berat untuk jadi bahan bakar. (SG-2)