Humaniora

Diplomasi Ekonomi Soal Produk Halal Diharapkan Dorong Kemajuan Industri Halal Indonesia

Diusulkan regulasi dan proses sertifikasi halal di Indonesia dapat dilakukan lebih efisien, dengan biaya murah dan terbuka. Sehingga industri dan produk-produk halal Indonesia dapat semakin kompetitif dengan negara-negara pelaku industri halal utama. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 Februari 2024
Dok. Kemenlu

INDUSTRI produk-produk halal tengah berkembang sangat pesat saat ini, seiring dengan meningkatnya permintaan di pasar global akibat semakin tingginya kesadaran masyarakat akan produk-produk halal.

 

Sejak 2012, industri halal di Indonesia telah tumbuh secara signifikan dengan kenaikan lebih dari 422%. Indonesia juga telah mencatatkan 15 perusahaan produk halal-nya dalam Top 30 OIC Halal Product Companies. 

 

Sebagai upaya mengembangkan kebijakan luar negeri di sektor industri produk halal berbasis data, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyelenggarakan kegiatan Foreign Policy Data Talks (FPDT)  Penguatan Diplomasi Ekonomi untuk Promosi Industri/Produk Halal Indonesia di Dunia Internasional, di Bandung, Jawa Barat,  Kamis (15/2).

 

Baca juga: Kerja Sama Dengan IsDB, Dukung Jatim Tingkatkan Pangsa Pasar Produk Halal di Luar Negeri

 

“Dalam kaitan tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk semakin memajukan industri halalnya, dengan mendorong peningkatan standardisasi dan promosi produk-produknya secara global. Industri halal Indonesia berpotensi meng-global dan memberikan kontribusi sekitar USD1,5 miliar terhadap PDB nasional," ujar Kepala BSKLN, Yayan Ganda Hayat Mulyana, dalam keterangan resmi yang dilansir kemlu.go.id, Senin (19/2).

 

Kegiatan FPDT yang dilaksanakan secara hybrid tersebut diikuti sekitar 100 peserta dari instansi pemerintah, akademisi, asosiasi perusahaan makanan dan minuman, pengamat/akademisi serta pelaku usaha produk halal.  

 

Tampil sebagai narasumber yaitu: Dr. H. Muhammad Aqil Irham, M.si, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH); Prof. Nurchasanah Satomi Ohgata, Dosen Kyushu International University & Muslim Friendly Japan; Prof. Dr. apt. Slamet Ibrahim, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Ahmad Yani; Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI); Bingar Egidius Situmorang, Presiden Direktur PT. Mustika Ratu, dan Abdul Awet, Regional Export Manager PT. Niramas Utama – INACO.  Jennifer Rive Anton dari American Chamber of Commerce (AMCHAM) in Indonesia, dan M. Ari Kurnia Taufik, Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal Kementerian Perindustrian juga turut hadir sebagai penanggap.

 

Para peserta berkesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman baik best practices maupun lessons-learnt, khususnya untuk mengembangkan pasar baik di dalam negeri, regional, maupun internasional.

 

Berbagai rekomendasi penting yang mengemuka dalam diskusi mengenai prospek ekspansi industri halal Indonesia antara lain usulan agar regulasi dan proses sertifikasi halal di Indonesia dapat dilakukan lebih efisien, dengan biaya murah dan bersifat terbuka, selain cara-cara promosi yang lebih efektif, agar industri dan produk-produk halal Indonesia dapat semakin kompetitif dan mampu bersaing dengan negara-negara pelaku industri halal utama, antara lain Malaysia. 

 

Pertemuan tersebut juga menyuarakan harapan agar diplomasi RI ke depan khususnya diplomasi ekonomi untuk mempromosikan produk halal Indonesia yang dilaksanakan secara sinergis oleh Kemenlu beserta semua pemangku kepentingan terkait, dapat mendorong kemajuan industri halal Indonesia untuk terus berkiprah dan memenuhi tingginya permintaan (demands) akan produk-produk halal di pasar global.​ (SG-1)