Humaniora

Di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Umat Bersembahyang Mohon Rezeki

Ada 21 altar dewa-dewi yang harus dilalui umat saat bersembahyang di Kelenteng Hok Lay Kiong. Setiap dewa memiliki bidang dan peran masing-masing. Umat akan memohon diberi kesehatan, keselamatan, rezeki, jodoh dan panjang umur.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
29 Januari 2025
Umat bersembahyang dari satu altar ke altar berikutnya hingga altar ke-21 untuk memohon keselamatan, murah rezeki, panjang umur, kesehatan, dan jodoh di Kelenteng Hok Lay Kiong, Jalan Kenari Margahayu, Bekasi Timur, Selasa (28/1) malam. (Dok. Sokoguru/Rosmery)  

HUJAN turun cukup deras ketika umat mulai berdatangan ke Kelenteng Hok Lay Kiong, di Jalan Kenari, Margahayu, Bekasi Timur, Selasa (28/1) malam untuk bersembahyang di malam Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili. 

 

Sejak sore hari umat yang umumnya datang bersama keluarga mulai berdatangan. Begitu masuk ke kelenteng  yang memiliki arti istana mendatangkan rezeki itu, umat membakar hio dan berdoa di setiap altar yang ada di kelenteng tersebut.

 

Aroma asap hio (dupa) menebar ke seluruh ruang. Lilin-lilin raksasa berwarna merah yang menyala tampak berdiri kokoh. Setiap umat yang selesai bersembahyang akan menancapkan hio ke setiap altar.

 

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Ajak Perayaan Imlek Jadi Momentum Membangun Bangsa

 

Setiap malam Imlek kelenteng terbuka 24 jam agar umat datang kapan saja untuk bersembahyang. Begitu juga keesokan harinya tepat pada perayaan Imlek, umat akan lebih banyak lagi yang datang bersembahyang, karena sudah dibuka sejak pagi hari. 

 

“Ada 21 altar yang harus di lalui umat yang bersembayang. Pertama-tama umat akan berdoa di altar 1 yakni  altar Tuhan Allah.  Lalu ke altar 2 penjaga (Men Sen), lanjut ke altar 3 kaisar langit, kemudian  ke alar 4 Tuan Rumah (Dewa Hian Thian Siang Tee),” ujar Ahau, 38, yang bekerja di Yayasan Pancaran Tridharma, yang manaungi kelenteng tersebut kepada Sokoguru.   

 

Dewa lain yang juga disembah umat, sambung pria asli Bekasi itu, meliputi Tjay Sen Loya di altar 10 untuk meminta rezeki, Dewi Kwan Im Posat yang penuh belas kasih, ada Dewa Jodoh, dan Dewa Hok Tek Ceng Sin (Dewa Bumi) di altar 7. Ada pula Dewa Kwan Seng Tekun yang dipercaya dapat memberikan keadilan bagi siapapun yang sedang diselimuti masalah.

 

Baca juga: Vihara Tanda Bhakti, Simbol Harmoni dan Toleransi di Perayaan Imlek

 

“Penguasa langit utara penangkal marabahaya, itu doa yang selalu saya ucapkan, jauhkan dari mara bahaya,” imbuh Ahau sambil beberapa kali menggeser posisi berdiri Sokoguru agar tidak menghalangi umat yang hendak berdoa di altar.

 

Di altar ke-9 terdapat Dewi Kwan im Posat yang penuh belas kasih Ketika memasuki ruang agak ke dalam, umat akan bersembahyang di altar 13  tempat Dewa Jie Long Sin, dewa perang tertinggi dalam taoisme yang tugasnya menjaga langit lapisan ke 8.

 

Kemudian ke Dewa Sia Jien Kong (Dewa Obat)di  altar 14 untuk memohon kesehatan. Di altar 15 ada Dewa Thay Sui Ya (Dewa Usia) untuk memohon panjang umur, serta ada Dewa Chaw Kun Kong  (Dewa Dapur) di altar 16 yang mencatat perjalanan hidup umat selama setahun lalau ia laporkan ke Tuhan.

 

Berikutnya ada Dewa Penjaga Pintu Surga, ada Dewa Tjay Sen Loya (melancarkan rezeki manusia). Dan tiga altar terakhir (19-21) terletak di atas di lantai dua kelenteng yaitu tempat Buddha Gautama, Sakyamuni, dan Buddha Maitreya atau Buddha kemakmuran).

 

Ahau, salah seorang pegawai yang menjaga dan merawat Kelenteng. (Dok. Sokoguru/Rosmery) 

 

“Jadi begitu masuk ada urutan-urutannya, kita suda beri nomor di setiap altar. Kalau umat tidak tahu nanti kita bimbing. Setiap dewa punya peran dan bidangnya masing-masing.Umumnya kita berdoa mengucapkan syukur, memohon keselamatan, terhindar dari marabahaya, murah rezeki, kesehatan, panjang umur, dapat jodoh,” imbuh Ahau yang sudah tiga generasi keluarganya beribadah di Kelenteng  Hok Lay Kiong.

 

Baca juga: Komunitas Pecinan Semarang Gelar Pasar Imlek, Pengunjung Diminta Berkebaya

 

“Sayang ini hujan, kalau tahun lalu tepat pukul 00.00, ada kembang api.Kegiatan lainnya, melepas burung pipit,” tambahnya.

 

Seorang ibu bernama Yeni, sambil menggendong cucunya mengaku sejak ia kecil sudah bersembahyang di kelenteng tersebut. Dalam doanya ia berharap pada Tahun baru Imlek kali ini dimurahkan rezeki dan kesehatan.

 

“Supaya sehat dan rezeki lancar,” ujarnya yang datang bersama putri dan cucunya.

 

Sementara seorang pria muda sambil tersenyum mengatakan harapannya di tahun baru 2576 kongzili ini ia mendapat jodoh.


 

Berusia 300-an tahun

Lebih lanjut, Ahau mengatakan, tidak ada catatan kapan berdirinya Kelenteng Hok Lay Kiong, namun diperkirakan sudah berusia 300-an tahun, bahkan sebelum Belanda datang ke Bekasi.Hingga kini ada 2000-an umat yang datang beribadah.

 

“Kalau setiap hari Minggu ada kebaktian umum, dan Sabtu kebaktian untuk anak muda, tempatnya di gedung sebelah kelenteng ini,” ujarnya sambil menunjuk bangunan di sebelah kanan kelenteng. (Ros/SG-2)