Humaniora

10 UKM Raih Hadiah Umrah Dari Bogasari dan 9 UKM Edutrip ke Australia

Bogasari sudah melaksanakan Program Gelegar BMC sejak 2012 sedangkan Bogasari Small Medium Enterprise (SME) Award dimulai 2014.  Namun, pada pandemi covid-19, hadiah umrah diganti dengan 50 gram emas.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
08 Mei 2024
Sebanyak 10 UKM mitra Bogasari peraih  pemenang utama Gelegar Undian Bogasari Mitra Card (BMC)  berangkat umrah ke tanah suci   25 April- 3 Mei 2024.  (Dok. Bogasari)

SEBANYAK 10 usaha kecil menengah (UKM) mitra Bogasari  yang menjadi pemenang utama Gelegar Undian Bogasari Mitra Card (BMC) pada awal Februari lalu berangkat melaksanakan ibadah di tanah suci selama 9 hari. Mereka berangkat  25 April dan kembali tiba di tanah air 3 Mei 2024. 

 

“Ini merupakan pemberangkatan umrah ke-10 untuk UKM mitra Bogasari. Jadi sudah 100 UKM yang berhasil diberangkatkan Bogasari beribadah umroh ke Tanah Suci Mekah,” papar Budi Hartono, Senior Manager Marketing Divisi Bogasari dalam siaran pers, yang diterima Sokoguru, Selasa (7/5). 


UKM yang beruntung menjadi pemenang umrah tersebut diantaranya Mi Darma Putra Lestari atau dikenal dengan Mie Kondang,  UKM Roti Gepeng (Lampung), UKM Stik Balado Panca Surya (Tangerang), UKM Jos Roti Gepeng (Sidoarjo), UKM Morinaga Roti Lombok (Lombok), UKM Sari Rasa (Solo), UKM UD Bersama (Malang), dan UKM Morinaga Roti Surabaya (Surabaya).

 

Baca juga: Produk UMKM Kue Kering 'J&C Cookies' Kebanjiran Order Jelang Idulfitri


Lebih lanjut, Budi mengatakan, Bogasari sudah melaksanakan Program Gelegar BMC sejak 2012 sedangkan Bogasari Small Medium Enterprise (SME) Award dimulai 2014. 


“Karena sempat terdampak pandemi, hadiah umrah pada Gelegar Hadiah BMC 2021 dan 2022 diganti dengan hadiah 50 gram emas,” imbuhnya.


Secara terpisah,  pemilik Mie Kondang, Pandiono, merasa bahagia. Wajahnya sumringah bercampur haru karena bisa berangkat wisata rohani.

 

“Jika diceritakan, haru sekali kami bisa berangkat umrah dari Bogasari. Ini umrah pertama kali saya. Alhamdulillah Bogasari selalu memberikan hal-hal baru menakjubkan untuk saya utamanya. Karena dulu, saya pertama kali naik pesawat juga karena diajak Bogasari untuk menyosialisasikan mi ayam di luar Pulau Jawa bersama Bapak saya (almarhum Sakidjan),” ucapnya  saat ramah tamah sebelum melakukan manasik umrah beberapa waktu lalu. 


Belajar ke Australia 

Kebahagiaan lain yang dirasakan para UKM mitra Bogasari di semester pertama 2024 adalah edutrip atau perjalanan wisata edukasi ke Australia. 

 

Kesempatan edutrip ke negara penghasil dan pengekspor gandum utama ke Indonesia itu merupakan hadiah kepada 3 Pemenang dan 6 Nominator Bogasari SME Award 2023 dengan kategori penghargaan UKM Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, yang juga digelar awal Februari lalu. 

 

Total ada 20 orang perwakilan UKM yang berangkat ke Australia pada 29 April dan tiba dengan bahagia di Indonesia pada 4 Mei. 


Kesembilan UKM tersebut ialah, Cerita Bahagia Food (Balikpapan), Dynamic Bakery (Jakarta), UD Shabrina (Lumajang), Adila Snack (Jambi), Nutsafir (Lombok), Mie Karya Abadi (Tangerang), Mawar Bakery (Medan), dan Ridho Cake (Jambi). 

 

Kesembilan UKM berangkat menggunakan pesawat sekitar pukul 18.40 WIB menuju Australia.

 

“Kota yang dituju Perth,  ibu kota negara Bagian Australia Barat. Para UKM diajak berkeliling kota dan mengunjungi ladang gandum yang menjadi bahan baku utama tepung terigu yang selama ini dipasok ke Bogasari,” jelas Budi.

 

Bertandang ke Negeri Kanguru memang menjadi pengalaman sangat berharga bagi UKM mitra Bogasari. Mulai dari penerapan teknologi dalam pertanian gandum hingga proses produksi di sektor UKM. 

 

Hal itu disampaikan Samino, pemilik Mie Karya Abadi asal Tangerang yang memproduksi mie basah untuk mie ayam sekitar 30 ton per bulannya. Pria yang sudah menjalankan usaha mie ayam lebih dari 30 tahun itu kagum dengan dukungan Pemerintah Australia terhadap petani gandum, mulai dari kebutuhan teknologi hingga pupuk, bahkan pasca panennya. 

 

“Semua disubsidi pemerintah. Sampai hasil panennya pun ditampung sama organisasi  Australian Export Grains Innovation Centre (AEGIC) yang dipercaya sama pemerintah untuk mengelolanya,” ujarnya.

 

Jumlah petani gandum di sana, lanjut Samino, sekitar 3500 orang dan mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya. UKM juga begitu, sangat diperhatikan. 

 

“Bahkan kalau produk roti, misalnya, tidak habis, ada yang sudah ditunjuk untuk menampung dan dikelola menjadi pakan ternak. Petani dan UKM didukung penuh oleh pemerintah. Dari sisi teknologi sampai pengelolaan produksi,” ungkapnya terkagum-kagum.   (SG-1)