Ekonomi

Terkendala Akses Pembiayaan Ekspor Produk UMKM Belum Optimal

Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UMKM dengan menggunakan berbagai tools yang dimiliki, baik dari instrumen perpajakan maupun belanja negara yang berasal dari APBN dengan berbelanja produk dalam negeri, terutama produk UMKM.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
08 Maret 2024
Dok. Kemenkeu

PERANAN Usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) sangat penting dan  telah banyak berkontribusi terhadap Produk Domestin Bruto (PDB) serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang turut mempengaruhi basis perpajakan di tanah air.

 

Namun begitu, UMKM yang begitu besar jumlah dan dampaknya terhadap perekonomian, hingga saat ini dikatakan Menkeu belum mampu menembus pasar ekspor. 

 

“Adapun kontribusi UMKM terhadap total ekspor Indonesia baru sebesar 15,8%. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah akses pembiayaan yang belum optimal,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawat,dalam  acara BRI Microfinance Outlook 2024,  Kamis (7/3), seperti dilansir kemenkeu.go.id.

 

Baca juga: Presiden Jokowi di BRI Microfinance Outlook 2024: Berikan Perhatian Khusus pada UMKM

 

Lebih lanjut, Menkeu menyebut, sebanyak 29,2 juta orang belum mampu mengakses pembiayaan. Sebaliknya, sebanyak 121,7 orang telah berhasil menerima pembiayaan baik melalui KUR, BPR, Lembaga Keuangan Khusus, Badan Layanan Umum (BLU) Pengelolaan Dana, serta peer to  peer (P2P) lending dari berbagai institusi lain.

 

“29,2 juta orang tidak mampu mengakses pembiayaan. Ini lebih karena akses itu adalah constraint atau masalah affordability. Ini dua hal yang saya harapkan BRI (dapat) melakukan penetrasi hingga ke akar rumput melalui BRILlink agent,” imbuhnya. 

 

Namun,  sambung Menkeu, untuk meningkatkan kinerja, produktivitas dan daya saing UMKM dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Untuk itu, Menteri Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung UMKM dengan menggunakan berbagai tools yang dimiliki, baik dari instrumen perpajakan maupun belanja negara yang berasal dari APBN dengan berbelanja produk dalam negeri, terutama produk UMKM.

 

“Program UMKM itu dilakukan oleh hampir semua Kementerian/Lembaga di Indonesia, pemerintah daerah, juga institusi termasuk BUMDes dan BUMN seperti bank BRI,” ujarnya. 

 

Mengakhirinya sambutannya, Sri Mulyani mengimbau kepada Kementerian/Lembaga terkait untuk dapat terus bersinergi dan berkolaborasi dalam mempermudah akses pembiayaan bagi UMKM, agar UMKM dapat tumbuh lebih kuat, semakin berkembang dan naik kelas sehingga dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

 

“Kita perlu untuk terus memperbaiki dan menajamkan berbagai policy dan juga instrumen serta intervensi yang kita miliki. Kalau kita terus bersinergi bekerja sama, saya yakin bahwa kita akan mampu terus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi, namun makin inklusif, di mana kita akan terus memperbaiki dari sisi kesejahteraan dan pemerataan, terutama UMKM secara lebih cepat dan lebih kuat,” tutupnya. (SG-1)