DI sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INALAC) Business Forum, 11-13 September 2024 di Peru, Pemerintah Indonesia dan Peru menyelenggarakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI-Peru.
Dalam forum tersebut, Indonesia dan Peru sepakat untuk mendorong percepatan penyelesaian perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara atau lebih dikenal dengan Indonesia-Peru (I-P) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau IP-CEPA.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri, Umar Hadi, didampingi oleh Duta Besar RI untuk Peru, Ricky Suhendar, dan Direktur Amerika II Kemlu, Epiphania Riris Wusananingdyah. Sedangkan Delegasi Peru diketuai oleh Direktur Jenderal Asia dan Oceania Kemlu, Fernando Julio Antonio Quiros Campos.
Baca juga: Indonesia-Peru Targetkan Penyelesaian IP-CEPA pada November 2024
"Penyelesaian perundingan CEPA Indonesia dan Peru akan menjadi katalis bagi perluasan kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Peru secara signifikan", ujar Umar Hadi seperti dirilis Kemlu, Minggu (15/9).
Jika CEPA diberlakukan, lanjutnya, volume perdagangan kedua negara dapat meningkat hingga tiga kali lipat.
Peru merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia di kawasan Amerika Latin. Pada 2023, total perdagangan dua arah Indonesia dan Peru mencapai USD444 juta.
Perundingan CEPA Indonesia dan Peru pertama kalinya dilakukan pada 27-30 Mei 2024 di Lima. Pada putaran pertama itu, para negosiator kedua negara memfokuskan pembahasan pada sektor barang, antara lain terkait akses pasar perdagangan barang, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan hingga upaya untuk mengatasi hambatan teknis perdagangan barang.
Selain membahas CEPA, sambung Umar, dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua negara juga membahas isu-isu strategis lainnya dalam konteks bilateral seperti kerjasama antar parlemen, pertahanan, ekonomi pembangunan hingga kelapa sawit dan antinarkoba serta pendidikan.
Dirjen Umar Hadi dan mitranya juga membahas isu-isu regional serta global, seperti ASEAN-Peru, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) hingga Keketuaan Peru di APEC 2024.
Secara khusus, kedua negara juga menargetkan dapat segera menyelesaikan perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Sejak pertama kalinya menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1975, hubungan kedua berjalan dengan erat dan produktif, yang salah satunya tercermin dari saling kunjung di tingkat pejabat tinggi maupun parlemen kedua negara. (SG-1)