Ekonomi

RDG BI Juni: Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Diprakirakan dalam Kisaran 4,7-5,5%.

Pertumbuhan ekonomi periode triwulan berjalan antara lain didukung oleh pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, LU Konstruksi, dan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Dengan berbagai perkembangan itu, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan dalam kisaran 4,7-5,5%.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
21 Juni 2024
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI  pada 19-20 Juni 2024 juga menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 tetap kuat di tengah ketidakpastian global  yakni kisaran 4,7-5,5%.  Hal itu didukung oleh bauran kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah. (Dok. Bank Indonesia).
 

SELAIN memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2024 juga menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 tetap kuat di tengah ketidakpastian global  yakni kisaran 4,7-5,5%.  Hal itu didukung oleh bauran kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah.

 

“Konsumsi swasta tumbuh baik seiring dengan terjaganya daya beli dan kuatnya keyakinan konsumen. Investasi meningkat, baik investasi bangunan maupun nonbangunan, sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur Pemerintah dan membaiknya investasi swasta,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam siaran pers yang dilansir situs resmi Bank Indonesia, Kamis (20/6) malam.

 

Permintaan domestik triwulan II 2024 yang meningkat, lanjutnya,  antara lain tecermin pada kinerja positif sejumlah indikator konsumsi rumah tangga dan investasi, seperti Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Riil, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur. 

 

Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan BI-Rate 6,25% untuk Perkuat Stabilitas dan Jaga Pertumbuhan

 

Selain itu, ekspor barang meningkat didorong kenaikan ekspor pertambangan dan manufaktur ke negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok dan India. Ekspor jasa juga membaik ditopang pemulihan perekonomian negara asal wisatawan mancanegara. 

 

“Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi periode triwulan berjalan antara lain didukung oleh pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, LU Konstruksi, dan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5%,” jelas Perry lagi.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan, pihaknya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah melalui stimulus fiskal dan kebijakan makroprudensial, yang ditempuh secara konsisten dengan menerapkan prinsip kebijakan makroekonomi yang berhati–hati, guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Baca juga: Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2024 Meningkat

 

NPI tetap baik

RDG Bank Indonesia juga menyatakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal. Defisit transaksi berjalan triwulan II 2024 diprakirakan rendah ditopang oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan, yang sampai dengan Mei 2024 tercatat sebesar USD5,6 miliar. 

 

Sementara itu, aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada triwulan II 2024 (hingga 14 Juni 2024) mencatatkan net inflows  sebesar 4,0 miliar dolar AS, di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

 

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2024 juga meningkat menjadi sebesar 139,0 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

 

Baca juga: Bank Indonesia: Utang Luar Negeri Indonesia pada April 2024 Menurun

 

“Secara keseluruhan, NPI 2024 diprakirakan terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB,” ujar Perry.

 

Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik. (SG-1)