Ekonomi

Pelaku IKM Didorong Berperan Mengisi Pasar Kendaraan Listrik, Termasuk Roda Dua

Direktorat Jenderal (Ditjen) IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA telah melakukan berbagai program pembinaan yang ditujukan untuk peningkatan daya saing terhadap industri kecil dan menengah (IKM). 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
28 Maret 2024
Dok. Kemenperin.

SALAH satu  upaya strategis mempercepat pengembangan  ekosistem kendaraan listrik di tanah air adalah mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar berperan mengisi potensi pasar kendaraan listrik, termasuk kendaraan beroda dua.

 

“Potensi pasar industri otomotif di Indonesia masih terus tumbuh. Berdasarkan laporan  Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), untuk penjualan sepeda motor domestik dapat mencapai 6.236.992 unit sepanjang tahun 2023,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Rabu (27/3), seperti dilansir kemenperin.go.id.

 

Angka tersebut, lanjutnya,  naik 19,44% dibanding tahun 2022, di mana penjualan sepeda motor domestik menembus hingga 5.221.470 unit.

 

Baca juga: Kementerian Perindustrian Permudah Akses Pasar Pelaku IKM Ikut Pameran Internasional

 

Reni menegaskan pemerintah gencar memacu pengembangan kendaraan listrik karena seiring tren global dalam penggunaan energi ramah lingkungan atau pengurangan gas emisi karbon. 

 

Tekad itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan.

 

 “Regulasi tersebut menjadi peluang dan tantangan bagi IKM alat angkut, termasuk IKM knalpot, untuk dapat melakukan diversifikasi produk ke arah motor listrik. Oleh karena itu, kami telah melakukan pembinaan pada IKM alat angkut agar dapat masuk ke dalam ekosistem KBLBB,” imbuhnya.

 

Baca juga: Ekosistem Industri Modifikasi Otomotif Beri Nilai Tambah Industri Komponen Berskala IKM

 

Penuhi standar kualitas

 

Khusus dalam pengembangan motor listrik, kata Dirjen IKMA lagi, baik itu dalam pembuatan parts/komponen motor listrik, perakitan, maupun jasa service dan reparasi motor listrik, agar produk dan jasa yang dihasilkan oleh IKM alat angkut mampu memenuhi standar kualitas, harga  ekonomis dan pengiriman tepat waktu.

 

Namun demikian, Reni menjelaskan, pihaknya tetap aktif membina industri kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil untuk bisa lebih berdaya saing. 

 

Baca juga: Meningkat Capaian Program Pengembangan IKM

 

“Walaupun telah memulai pengembangan motor listrik, namun kami tidak akan meninggalkan industri kendaraan bermotor konvensional dengan bahan bakar fosil,” tuturnya.

 

Salah satu upayanya dengan melakukan pembinaan kepada IKM knalpot aftermarket atau knalpot yang diproduksi bukan oleh buatan pabrikan kendaraan asli. Hingga saat ini, para IKM tersebut masih menghadapi tantangan untuk dapat masuk dalam ekosistem KBLBB utamanya di sisi kompetensi SDM dan kualitas produknya.

 

Sementara itu, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA, Dini Hanggandari, menyampaikan, timnya telah melakukan berbagai program pembinaan yang ditujukan untuk peningkatan daya saing IKM. 

 

“Kami telah melakukan berbagai program pembinaan peningkatan daya saing IKM, mulai dari penguatan akses bahan baku, pengembangan produk, peningkatan teknologi mesin/peralatan sampai dengan promosi dan pemasaran,” ucapnya.

 

Adapun kegiatan yang sudah dijalankan, antara lain Bimbingan Teknis Perbengkelan Sepeda Listrik dan Motor Listrik bagi IKM di NTB dan Bali, Pendampingan Pembuatan Prototipe Sepeda Listrik di NTB, serta Bimbingan Teknis Pengelasan dalam Rangka Pembuatan Rangka Motor Listrik di Purbalingga.

 

Selanjutnya, Bimbingan Teknis Penumbuhan IKM Bengkel Konversi di Solo dan Bandung untuk melakukan konversi dari motor berbahan bakar fosil ke motor listrik, Pameran Kendaraan Listrik Roda Dua di Bali dan Jakarta, Pendampingan 5R bagi IKM Knalpot di Purbalingga, serta Kemitraan antara IKM Komponen Otomotif dengan Tier-1 APM dan Industri Besar.

 

“Diharapkan kegiatan tersebut dapat menghantarkan semangat bagi IKM sektor otomotif untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam pengembangan produk yang berkualitas, memenuhi standar mutu dan ramah lingkungan,” pungkas Dini. (SG-1)