SEBANYAK 278 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menghadiri webinar bjbPreneur 2024 yang dihelat bank bjb, selasa (6/2).
Webinar ini merupakan rangkaian bjbPreneur 2024 yang merupakan program pemberdayaan UMKM yang berfokus pada transformasi menuju bisnis berkelanjutan.
Mengangkat tema "Tren UMKM Masa Depan: Bagaimana Cara Jadi UMKM Sustainable" dalam helatan pertama ini menghadirkan narasumber yang telah terjun secara langsung dalam bisnis berkelanjutan.
Narasumber di antaranya CEO LindungiHutan, Miftachur ‘Ben’ Roban; CEO Hirka, Nurman Farieka; dan Manager Sentra UMKM bank bjb / PESAT Wilayah Bandung Raya, Aulia Agung Pratama.
Webinar bjbPreneur 2024 ini merupakan langkah awal bank bjb dalam mendorong UMKM untuk bertransformasi dan menerapkan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"bjb berkomitmen untuk mendukung UMKM dalam mengembangkan bisnisnya dan menjadi UMKM yang tangguh dan berkelanjutan," ujar Aulia Agung.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang berbagai rangkaian yang akan diikuti para peserta untuk menjadi pelaku UMKM terpilih yang akan mendapatkan pembiayaan bisnis serta business matching.
"Melalui bjbPreneur 2024, kami ingin memberikan edukasi, pelatihan, dan pendampingan kepada UMKM agar dapat naik kelas dan menjadi pemain utama di kancah nasional maupun internasional," imbuhnya.
Inovasi kulit ayam ciptakan sustainable fashion
CEO Hirka, Nurman Farieka, brand sepatu berbahan kulit ayam, berbagi kisahnya dalam menghadirkan inovasi di dunia fashion.
"Bicara soal Eropa. Dan beberapa negara bagian lainnya itu. Kulit ceker ayam dibuang. Dan ini terjadi di Indonesia," tutur Nurman.
Bermula dari inovasi yang dilakukannya pada 2015, dengan riset material yang berlangsung selama 4 tahun. Hirka kemudian memperkenalkan produk sepatu pertamanya pada tahun 2016.
Penggunaan kulit ceker ayam sebagai bahan utama dipilih sebagai jawaban atas adanya potensi besar dari sisa produksi restoran cepat saji di Indonesia yang tidak dimanfaatkan.
Meskipun awalnya mendapat beberapa respon kurang positif terkait penggunaan bahan yang unik ini, brand tersebut terus melakukan inovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk KFC, manyan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Astra International, dan Super Soccer.
Pada tahun 2019, mereka memulai kampanye "Kawan Perjalanan" yang mengajak pelanggan untuk bersama-sama mencari konten tentang produk mereka.
Saat ini, brand tersebut sedang mempersiapkan peluncuran banyak produk baru dan berusaha untuk bergeser ke posisi yang lebih tinggi di pasar.
“Tetap meskipun kita sudah melakukan inovasi agar kulit ceker ayam itu bermanfaat. Kita juga menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait produk kita dengan konten agar bisa ketemu dengan pasar,” ujarnya
Salah satu kampanye terbaru mereka adalah "Futura Infinita", yang bertujuan untuk mengakomodir semua impian dan harapan mereka dalam mencapai Sustainable Development Goals.
Dengan berkolaborasi dengan seniman, desainer, dan tokoh publik, mereka berusaha menuju masa depan fashion yang lebih berkelanjutan.
"Ini salah satu roadmap nya kita yaitu menuju ke Sustainable Development Goals gitu. Jadi ada kurang lebih 17 pilar di dalamnya gitu," ujarnya.
Lindungi Hutan, startup konservasi hutan yang berjaya
Sebuah startup bernama Lindungi Hutan yang didirikan oleh Miftachur ‘Ben” Robani telah berhasil mencatat pencapaian yang signifikan dalam upayanya untuk konservasi hutan Indonesia.
Pria yang akrab dengan sapaan Mas Ben itu memaparkan perjalanannya dalam bergerak pada bisnis berkelanjutan melalui Lindungi Hutan semenjak didirikan pada Desember 2018.
Mas Ben menyoroti pentingnya sustainability dalam bisnis, dengan menekankan prinsip tiga bottom line: profit, people, dan planet.
Dia menegaskan bahwa bisnis tidak lagi hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
"Profit menjadi kunci pertama sebagai tolak ukur kinerja dan keberlangsungan. Kemudian, perhatian terhadap karyawan, konsumen, dan masyarakat menjadi fokus kedua, diikuti oleh tanggung jawab terhadap lingkungan sebagai prioritas ketiga," ungkap Robani.
Dalam kerja sama melalui program CSR, setiap perusahaan yang bergabung dengan Lindungi Hutan akan mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk pendampingan proyek, garansi untuk pohon yang mati, perhitungan emisi karbon yang terserap, publikasi program di platform internal dan eksternal
Lindungi Hutan, serta laporan pertanggung jawaban dan pemantauan secara berkala.
Mas Ben menekankan bahwa penting bagi setiap individu dan perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap planet ini, dan bahwa kepedulian terhadap lingkungan harus menjadi komitmen yang nyata, bukan sekadar gimmick semata.
Tak hanya itu, ia pun menekankan pentingnya memulai dari langkah kecil dalam berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Dengan pencapaian dan komitmen yang kuat terhadap konservasi lingkungan, Lindungi Hutan terus menjelma menjadi agen sustainability yang sukses dan memberikan inspirasi bagi perusahaan dan individu lainnya untuk turut serta dalam menjaga kelestarian hutan Indonesia dan lingkungan secara keseluruhan.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kami berhasil menggalang dana lebih dari 10 miliar rupiah melalui program crowdfunding dan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang peduli lingkungan," kata Robani.
"Dana tersebut telah kami manfaatkan untuk kegiatan penanaman pohon, pemulihan hutan, dan penyuluhan lingkungan di berbagai wilayah Indonesia," jelas CEO Lindungi Hutan itu.
"Kami percaya bahwa upaya konservasi hutan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, LSM, dan masyarakat sangatlah penting. Melalui kemitraan yang solid, kami yakin dapat mencapai tujuan bersama untuk menjaga kelestarian hutan dan ekosistemnya," lanjutnya.
Selain itu, Ruben juga menyampaikan pandangannya tentang peran teknologi dalam konservasi lingkungan, "Teknologi memainkan peran kunci dalam memfasilitasi upaya konservasi hutan. Dengan memanfaatkan platform digital dan aplikasi yang kami kembangkan, kami dapat menghubungkan lebih banyak orang untuk ikut berpartisipasi dalam aksi nyata untuk lingkungan."
Dengan demikian, Lindungi Hutan bukan hanya menjadi wadah untuk menggalang dana, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang aktif dalam menjaga kelestarian alam Indonesia. (SG-3)