Ekonomi

Kenaikan Tarif KRL Bisa Bebani Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Kenaikan tarif KRL (Kereta Rel Listrik) Jabodetabek akan memberikan dampak yang signifikan. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR).

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
29 April 2024
PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menaikkan tarif penumpang KRL atau Kerata Rel Listrik di wilayah Jabodetabek. (Ist/PT KAI)

WACANA kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan baru yang mengancam kesejahteraan ekonomi mereka. 

 

Pernyataan tersebut disampaikab Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat sebagai respons wacana kenaikan KRL.

 

“Kenaikan tarif KRL (Kereta Rel Listrik) Jabodetabek akan memberikan dampak yang signifikan. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR)," kata Toriq.

 

Baca juga: Inilah Cara Kirim Sepeda Motor dengan Kereta Api secara Gratis

 

"Kenaikan tarif bisa memperberat beban ekonomi mereka. Dan Ini juga dapat mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar,” ujar Toriq dalam siaran pers sebagaimana dilansir situs DPR RI, Senin (29/4/2024).

 

Politikus Fraksi PKS tersebut menegaskan bahwa kenaikan tarif tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat, terutama masa pasca pandemi dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya. 

 

Dalam beberapa bulan terakhir, bersamaan dengan melemahnya nilai tukar rupiah, harga-harga bahan pokok terus melonjak secara dramatis.

 

Baca juga: Kereta Cepat Whoosh Tambah Jadwal Perjalanan Selama Mudik Lebaran

 

“Kami tahu betul paska pandemi masyarakat terpaksa mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar," jelas Toriq. 

 

"Kenaikan tarif hanya akan menambah beban ekonomi mereka. Terutama mereka yang bergantung pada angkutan publik ini setiap hari,” tuturnya.

 

Terkait hal itu, Toriq menegaskan akan berupaya keras menyerukan kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator agar mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. 

 

Ia meminta PT KAU untuk meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini dan mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.

 

“Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini. Dan memastikan bahwa keputusan terkait tarif transportasi publik nantinya harus ada partisipasi aktif dari publik dan memperhitungkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh” tutup Toriq.

 

Baca juga: UMKM Dipastikan Bakal Dapat Bagian di Stasiun Kereta Cepat

 

Sebagaimana diketahui, PT KAI Commuter (KCI) telah mengusulkan kenaikan tarif KRL Jabodetabek yang belum berubah sejak 2016. Saat ini usulan tersebut masih dibahas pemerintah. 

 

Direktur Operasi dan Pemasaran KCI Broer Rizal mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif KRL Jabodetabek. 

 

Pasalnya, ketentuan tarif KRL Jabodetabek merupakan kewenangan Kemenhub selaku regulator. 

 

"Itu kebijakan dari Pemerintah ya. Kalau kami hanya eksekutor untuk melaksanakan apa yang menjadi keputusan Pemerintah. Usulan dan pembahasannya sudah dilakukan di Kemenhub," ujarnya saat konferensi pers Angkutan Lebaran 2024 di Jakarta, Selasa lalu (24/4). (SG-2)