AKSES Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang notabene disiapkan untuk meningkatkan kapasitas usaha para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering terkendala regulasi tambahan dari bank penyalur, yakni agunan.
“Mayoritas para pelaku UMKM merupakan pengusaha mikro yang menjual bubur, kerajinan tangan, bakso, keripik, dan lainnya. Mereka kami kategorikan sebagai tipe usaha survival, karena memang mereka berusaha untuk menghidupi sehari-hari saja,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menjawab pertanyaan seorang peserta dalam acara Unlocking Success & Sustainability: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies & Mastery yang digelar MIT Reap, di Gedung TILC UGM, Yogyakarta, Rabu (27/3).
Dalam acara yang diadakan secara hibrida itu, ia menegaskan, tidak terhubungnya pelaku usaha mikro ke industri menjadi gambaran umum ekosistem UMKM yang terjadi di Indonesia. Belum lagi, para pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian notabene adalah pelaku usaha mikro yang populasinya sebesar 96%.
Baca juga: MenKopUKM Teten Masduki: Perluas dan Permudah Akses Pembiayaan bagi UMKM
“Untuk membuat mereka naik kelas, kami menyalurkan KUR lewat bank, bank pengen ada agunan, bagaimana bisa pelaku UMKM yang mayoritas tidak punya agunan itu mengakses KUR. Untuk itu kami sedang perjuangkan skema credit scoring untuk akses KUR ini,” imbuh Teten.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa penggunaan skema credit scoring itu menjadi dasar penilaian kredit yang diaplikasikan oleh bank di 145 negara. Datanya dari mana? Itu bisa dilihat dari jejak finansial secara digitalnya, pembayaran listrik, data telekomunikasi, dan data belanja digital.
“Fintech telah menerapkan hal tersebut dalam memberikan modal kepada para nasabahnya. Berbekal data-data tersebut, ketika track record-nya baik, maka pinjaman sampe Rp 2 miliar pun tidak meminta agunan,” ujarnya lagi.
.
Baca juga: Inilah Tips Mudah Cara Ajukan Pinjaman KUR BRI untuk UMKM
Untuk itu, sambungnya, kami sedang memperjuangkan penerapan credit scoring untuk akses KUR. Setelah sebelumnya ditolak, kini OJK mulai membahas hal ini. Akan terus diupayakan agar tercipta skema pembiayaan UMKM yang mudah, cepat, dan murah.
Angka tiga digit
Credit scoring adalah angka tiga digit yang menilai kelayakan kredit calon nasabah. Skor model credit scoring yang dibuat oleh Fair Isaac Corp (FICO) berkisar dari 300 hingga 850. Semakin tinggi skor, semakin besar kemungkinan aplikasi disetujui untuk pinjaman dan mendapatkan suku bunga yang lebih baik.
Credit scoring didasarkan pada riwayat kredit, yang mencakup informasi seperti jumlah akun, total tingkat hutang, riwayat pembayaran, dan faktor lainnya.
Pemberi pinjaman menggunakan credit scoring untuk mengevaluasi kelayakan kredit Anda, atau kemungkinan Anda akan membayar kembali pinjaman tepat waktu.
Model credit scoring FICO digunakan oleh lembaga keuangan. Meskipun ada sistem penilaian kredit lainnya, FICO Score sejauh ini merupakan yang paling umum digunakan.
Ada sejumlah faktor yang digunakan untuk menghitung credit scoring FICO, termasuk riwayat pembayaran, penggunaan hutang, lamanya riwayat kredit, kombinasi kredit, dan setiap pembukaan akun baru.
Pemberi pinjaman menggunakan credit scoring Anda untuk menentukan apakah akan menyetujui Anda untuk produk seperti hipotek, pinjaman pribadi, dan kartu kredit, serta suku bunga yang akan dibayarkan.
Kerja credit scoring
Credit scoring dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan finansial. Skor berperan penting dalam keputusan pemberi pinjaman sebagai acuan penawaran kredit yang akan diberikan.
Pemberi pinjaman lebih cenderung menyetujui pinjaman ketika memiliki skor kredit yang lebih tinggi, dan lebih cenderung menolak aplikasi pinjaman ketika skor tersebut rendah.
Anda juga bisa mendapatkan suku bunga yang lebih baik ketika memiliki credit scoring yang lebih tinggi, yang dapat menghemat uang dalam jangka panjang.
Sebaliknya, credit scoring 700 atau lebih tinggi umumnya dipandang positif oleh pemberi pinjaman, dan dapat menghasilkan tingkat bunga yang lebih rendah.
Menghitung credit scoring
Tiga biro pelaporan kredit utama di AS (Equifax, Experian, dan TransUnion) melaporkan, memperbarui, dan menyimpan riwayat kredit konsumen.
Meskipun mungkin ada perbedaan informasi yang dikumpulkan oleh ketiga biro kredit, lima faktor utama dievaluasi saat menghitung Credit Scoring:
- Riwayat pembayaran (35%)
- Jumlah terutang (30%)
- Lama riwayat kredit (15%)
- Jenis kredit (10%)
- Kredit baru (10%)
Lantas, ketika adopsi skema credit scoring ini akan menjadi solusi akan kendala minimnya dana KUR terakses oleh UMKM. (Faj/SG-1))