Ekonomi

Di IAF ke-2 Bali, RI-Zanzibar Berkolaborasi Perkuat Ekonomi Biru

Potensi kerja sama antara Indonesia dan Zanzibar ada di sektor ekonomi biru, pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budi daya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
02 September 2024
Zanzibar-Indonesia Investment Forum di Bali, Minggu (1/9), dihadiri langsung oleh Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, didampingi Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi, dan Investasi Sharif Ali Shariff, serta lebih dari 100 pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari Indonesia, Zanzibar, dan Tanzania. (Dok. Kemlu)

DI sela-sela penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Mansyuri, membuka, Zanzibar-Indonesia Investment Forum yang mengangkat tema Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation, Minggu (1/9). 

 

Forum tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, didampingi Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi, dan Investasi Sharif Ali Shariff, serta lebih dari 100 pelaku usaha dan pemangku kepentingan dari Indonesia, Zanzibar, dan Tanzania.

 

“Kedekatan historis antara Indonesia dan Afrika yang terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 menjadi landasan solidaritas dan kerja sama antara negara-negara berkembang. Potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dan kawasan Afrika, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan sekitar USD4,4 triliun dan sumber daya alam yang melimpah,” ujarnya dalam rilis Kemlu.

 

Baca juga: Nilai Total Komitmen Kerja Sama RI dengan Negara-Negara Afrika Capai USD3,5 Miliar

 

Dengan potensi yang besar itu, lanjut Pahala, Indonesia harus memperkuat kerja sama di sektor-sektor strategis, terutama ekonomi biru yang sangat relevan bagi negara kepulauan seperti Indonesia dan Zanzibar.

 

Pada kesempatan tersebut Pahala pun memaparkan Blue Economy Framework yang telah dikembangkan Indonesia di mana mampu meningkatkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

 

Menurutnya, potensi kerja sama antara Indonesia dan Zanzibar ada di sektor ekonomi biru, termasuk pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budi daya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas.

 

Baca juga: IAPF Teguhkan Persahabatan Indonesia-Afrika Berlandaskan Semangat Bandung

 

“Ekonomi biru adalah sektor yang sangat potensial untuk kita kembangkan bersama. Ini adalah kesempatan emas bagi para pelaku usaha untuk memperkuat kehadiran di pasar Afrika Timur dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan," kata Pahala.

 

Sementara Presiden Zanzibar, Hussein Ali Mwinyi, mengatakan, negaranya dan Indonesia memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan dengan komitmen kuat terhadap pengembangan sektor maritim dan kelestarian lingkungan laut. 

 

“Kami mengundang para pelaku usaha dan investor dari Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi prioritas di Zanzibar," katanya.

 

Baca juga: Bahas Persiapan IAF di Bali, Presiden Minta Waspadai Peningkatan Wabah Mpox di Afrika

 

Pada sesi diskusi, Direktur Eksekutif Zanzibar Investment Promotion Authority, Saleh Saad Mohamed, dan Direktur Fasilitas Investasi Tanzania Investment Centre, Rovokatus A. Rashel, turut memaparkan, potensi Zanzibar dan Tanzania sebagai tujuan investasi utama di Afrika Timur. 

 

Mereka menekankan stabilitas politik, keamanan, serta kepastian hukum sebagai faktor penarik utama bagi investor asing.

 

Zanzibar merupakan bagian dari Tanzania yang terletak di lepas pantai Afrika Timur.  Sebagai wilayah semi-otonom, Zanzibar mempertahankan persatuan politik dengan Tanzania namun memiliki parlemen dan presiden tersendiri. 

 

Forum Investasi Zanzibar-Indonesia tersebut menjadi platform penting untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Zanzibar, serta memajukan kerja sama di sektor ekonomi biru. 

 

Dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan kolaborasi ini akan membawa manfaat nyata bagi kedua belah pihak dan mendorong pembangunan berkelanjutan di masa depan. (SG-1)