Ekonomi

Cabut Bea Masuk Anti-Dumping Produk Kertas RI Berpeluang Ekspor ke Australia

Pemerintah  Australia  mencabut bea masuk antidumping  (BMAD)  terhadap  impor kertas A4 asal Indonesia melalui keputusan yang dikeluarkan pada 26 Februari 2024. 

By Fajar Ramadan  | Sokoguru.Id
08 Maret 2024
dok. Kemendag

INDUSTRI dalam negeri Australia disinyalir tidak mampu lagi memproduksi kertas yang dijadikan objek Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD). Hal itu menjadi sinyal baik, bagi produsen kertas di Indonesia, khususnya yang memproduksi kertas ukuran A4. 

 

“Indonesia harus memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan ekspor kertas karena produk Indonesia punya daya saing yang kuat di pasar Australia,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso ketika menanggapi pencabutan BMAD oleh pemerintah Australia seperti dilansir kemendag.go.id, Jumat (8/3).

 

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, berhasil meyakinkan Pemerintah Australia bahwa pengenaan BMAD terhadap produk kertas A4 impor sudah tidak relevan berdasarkan ketentuan Article VI General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) 1994  dan  ketentuan Organisasi  Perdagangan  Dunia  (WTO)lainnya  yaitu  Anti-Dumping  Agreement.

 

Baca Juga: KTT Khusus Perayaan ke-50 Kemitraan ASEAN- Australia: Perkuat Kerja Sama Ekonomi

 

Keputusan pencabutan BMAD impor kertas  A4  asal  Indonesia  tersebut merupakan  hasil  rekomendasi penyelidikan Revocation Review oleh Komisi Anti-Dumping Australia yang diinisiasi pada 5 Mei 2023.

 

Sementara  itu,  Direktur  Pengamanan  Perdagangan Kemendag Natan Kambuno  menyampaikan,  keputusan tersebut  berlaku  surut  sejak  5  Mei  2023.  

 

Oleh  karena  itu,  pelaku  usaha  dapat  mengajukan permohonan pengembalian (refund) BMAD yang telah dibayarkan kepada Pemerintah Australia bila terdapat ekspor kertas ke Australia setelah tanggal tersebut. 

 

Baca Juga: Kemenparekraf RI - Australia Perkuat Kerja Sama Sektor Parekraf

 

“Keputusan  Australia  dalam  mencabut  pengenaan  BMAD  berlaku  surut  sejak  5  Mei  2023  sehingga diharapkan  pelaku  usaha  dapat  mengajukan permohonan pengembalian BMAD apabila terdapat  ekspor kertas ke Australia setelah tanggal dimaksud,” kata Natan. 

 

Lebih   lanjut,   Natan   mengimbau   pelaku   usaha   untuk   melihat   pencabutan BMAD   sebagai   peluang meningkatkan ekspor kertas ke Australia. 

 

Akibat  pengenaan  BMAD  sebesar  14,7–59,7  persen  dalam  beberapa  tahun  terakhir,  ekspor  kertas  A4 Indonesia ke  Australia  terpuruk. 

 

Pada  2022, ekspor  kertas  A4  ke  Australia menjadi  hanya  USD  8  juta atau turun signifikan dibandingkan 2019 yang mencapai USD 19 juta.

 

Natan menambahkan, Kemendag mengapresiasi kolaborasi aktif yang terjalin antara Direktorat Pengamanan Perdagangan  Kemendag dan para  pemangku  kepentingan seperti pelaku  usaha  dan  asosiasi.  

 

Ia  menilai, kolaborasi semua pihak terkait menjadi faktor kunci keberhasilan Indonesia untuk menggagalkan pengenaan BMAD tersebut.

 

Perdagangan Indonesia–Australia berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik, total  perdagangan  kedua  negara  pada  2023  adalah  sebesar  USD 12,48 miliar. Nilai tersebut turun 6,39 persen dibanding 2022 yang sebesar USD 13,33 miliar. 

 

Sementara itu, tren total perdagangan kedua negara meningkat 14,38 persen dalam periode 2018–2022.Total perdagangan Indonesia dan Australia mencapai USD 8,64 miliar pada 2018 meningkat menjadi USD 13,33 miliar pada 2022. (SG-3)