Ekonomi

BPS:Harga Produsen Alami Inflasi 0,64% di Triwulan II-2024

Dari delapan sektor yang mengalami, inflasi tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 8, 31%, diikuti Jasa pendidikan mengalami inflasi 7,29%. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
02 Agustus 2024
Dok. BPS

BADAN  Pusat Statistik  (BPS)  mengumumkan Indeks Harga Produsen (IHP) umum sembilan sektor pada triwulan II-2024 sebesar 132,09 . Angka IHP umum tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,64% dibandingkan IHP umum sembilan sektor pada triwulan I-2024 (q-to-q) yakni  131,25. 

 

“Kenaikan IHP umum sembilan sektor itu disebabkan oleh kenaikan di seluruh sektor. Kenaikan tertinggi terjadi pada Sektor Jasa Pengelolaan Air 2,61% serta Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 2,50%,”  tulis Direktur Statistik Harga BPS, Windhiarso Ponco Adi, dalam rilis BPS, Kamis (1/8). 


IHP Sektor Pertambangan dan Penggalian triwulan II-2024 juga naik 0,14% menjadi 191,94, bila dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 191,67. 

 

Baca juga: BPS: Ekspor dan Impor RI pada Juni 2024 Turun

 

“IHP Sektor Industri Pengolahan triwulan II-2024 sebesar 123,18,  naik 0,22% dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) sebesar 122,91. IHP Sektor Pengadaan Listrik dan Gas triwulan II2024 sebesar 113,72, naik 0,09% dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 113,62,” imbuhnya.

 

Adapun IHP Sektor Pengangkutan triwulan II-2024 sebesar 129,25. Angka ini  naik sebesar 2,01% dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 126,70. IHP Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum triwulan II-2024 sebesar 123,40,  naik 0,98% dibandingkan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 122,20. 

 

Di Sektor Jasa Pendidikan triwulan II-2024, IHPnya juga naik 0,28% menjadi  132,12  dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 131,76.  Begitu juga dengan IHP Sektor Jasa Kesehatan triwulan II-2024 sebesar 120,57; naik 0,42% dibandingkan dengan IHP triwulan I-2024 (q-to-q) yang sebesar 120,06.

 

Baca juga: BPS: Inflasi Tahunan Mei 2024 Capai 2,84%, Kelompok Makanan Jadi Penyumbang Utama

 

“Perubahan IHP umum sembilan sektor (y-on-y) triwulan II-2024 terhadap triwulan II-2023 sebesar 0,01%, yaitu dari 132,08 pada triwulan II-2023 menjadi 132,09 pada triwulan II-2024. Kenaikan indeks tersebut disebabkan oleh kenaikan pada delapan sektor, di mana hanya Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami deflasi sebesar 20,28%,” jelas Windhiarso lagi.


Inflasi tertinggi

Dari delapan sektor yang mengalami, inflasi tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 8, 31%, diikuti Jasa pendidikan mengalami inflasi 7,29%. IHP Sektor Industri Pengolahan (y-on-y) triwulan II-2024 terhadap triwulan II-2023 mengalami kenaikan sebesar 3,29%, yaitu dari dari 119,26 pada triwulan II-2023 menjadi 123,18 pada triwulan II-2024. 

 

IHP Sektor Pengadaan Listrik dan Gas (y-on-y) triwulan II-2024 terhadap triwulan II-2023 mengalami kenaikan sebesar 1,59%, yaitu dari 111,95 pada triwulan II-2023 menjadi 113,72 pada triwulan II-2024. 

 

Baca juga: Data BPS: Surplus Neraca Perdagangan RI Maret 2024 Meningkat

 

IHP Sektor Pengelolaan Air (y-on-y) mengalami kenaikan sebesar 6,87%, yaitu dari 115,01 pada triwulan II-2023 menjadi 122,91 pada triwulan II-2024. IHP Sektor Pengangkutan (y-on-y) mengalami kenaikan 1,60%, yaitu dari 127,21 pada triwulan II-2023 menjadi 129,25 pada triwulan II-2024. 

 

Untuk Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (y-on-y) triwulan II-2024 terhadap triwulan II-2023, IHPnya mengalami kenaikan sebesar 2,93%, yaitu dari 119,88 pada triwulan II-2023 menjadi 123,40 pada triwulan II-2024. Adapun IHP Sektor Jasa Kesehatan (y-on-y) mengalami kenaikan sebesar 3,23%, dari 116,80 pada triwulan II-2023 menjadi 120,57 pada triwulan II-2024.


Inflasi inti tetap terjaga

Secara terpisah rilis Bank Indonesia (BI) mengatakan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

 

Dengan mengutip data BPS IHK Juli 2024 yang mencatat deflasi sebesar 0,18% (mtm),  Bank Indonesia mengatakan, secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 2,13% (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,51% (yoy). 

 

“Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam rilis tersebut.

 

Ke depan, lanjutnya, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

 

Lebih lanjut, pria dari Departemen Komunikasi BI itu mengatakan, Inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% (mtm), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm). 

 

Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, kopi bubuk, dan biaya sekolah, seiring dengan berlanjutnya peningkatan harga komoditas global khususnya emas dan dimulainya tahun ajaran baru, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam sasaran.

 

“Secara tahunan, inflasi inti Juli 2024 tercatat sebesar 1,95% (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,90% (yoy),” katanya. (SG-1)