SEBANYAK 164 stan bazar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) turut meramaikan puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024, di Lapangan Pancasila Simpanglima Kota Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, 10 ribu orang dari berbagai daerah di Indonesia tumpah ruah memadati acara yangv mengusung tema Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas itu.
Salah satu panitia stan bazar, Susi, mengatakan, bazar UMKM peringatan Harganas 2024 itu sangat ramai. Bahkan para pengisi stan merasa sangat puas.
Baca juga: Harganas 2024: Pemerintah Revisi Target Penurunan Stunting dari 14% Jadi di Bawah 20%
“Ada sebanyak 164 stan. Pengisi stan sangat puas, karena tiga hari dari pagi sampai sore ramai pengunjung,” ungkapnya, seperti dikutip situs resmi Pemprov Jateng, Sabtu (29/6).
Penanggung Jawa stan bazar Kalimantan Timur Utara, Nur Azizah, misalnya, mengutarakan, kunjungan bazar luar biasa antusias.
“Sangat luar biasa ramai, bahkan selama tiga hari omzet kami Rp17 juta,” katanya.
Baca juga: Sambut Harganas Pemprov Jateng Kampanyekan Penurunan Stunting
Begitu pula dengan stan bazar Aceh, yang produknya laris manis terjual. Mulai dari kopi gayo, dan kerajinan songkok atau kopiah.
“Alhamdulillah laris. Kopiah kami laku, dan paling ramai itu kopi gayo,” imbuhnya.
Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK sekaligus Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Shinta Nana Sudjana juga melarisi produk UMKM pada gelar dagang tersebut. Selain berkualitas, produk-produk tersebut juga ikut mengungkit perekonomian warga.
Baca juga: Kepala BKKBN: Peran Kepala Daerah Sangat Berpengaruh dalam Turunkan Stunting
Istri dari Pj. Gubernur Jateng itu tampak mengunjungi booth milik Pemkot Semarang dan Badan Riset Daerah (Brida) Jateng. Ia lantas membeli kain batik produksi Wastra Batik dan sate ambalan, serta kopi.
Penjaga stan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang, Putri mengatakan, produk yang dibeli Shinta merupakan karya dari perajin asal Banyumanik. Dibuat handmade (dengan tangan), batik bernama Phoenix ing Taman itu juga dibuat terbatas.
“Karena dibuat dengan tangan, jadi hanya satu itu produksinya. Selain itu, produk ini juga memberdayakan ibu-ibu di sekitar lokasi UKM, sehingga ikut mengangkat perekonomian warga sekitar,” tuturnya.
Selain kain, Shinta juga membeli kopi dan sate ambalan khas Kebumen. Staf Brida Jateng Pancar Suryo Ekopratomo mengatakan, tidak hanya unik, produk itu memiliki keunggulan mampu bertahan lama tanpa pengawet.
Menurutnya, dengan teknologi kemasan khusus, sate ambal Kebumen mampu bertahan selama satu tahun.
“Dulunya hanya mampu bertahan 3-6 bulan, dengan berbagai cara kita kenalkan melalui event-event sehingga bertahan satu sampai dua tahun, tanpa pengawet,” imbuhnya.
Itulah sebabnya sate ambal sudah terjual sampai mancanegara, mulai dari Singapura hingga Arab Saudi.
Puncak Harganas ke-31 dihadiri Menko PMK RI Muhadjir Effendy, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, dan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, akan terus berusaha mewujudkan visi Presiden RI Joko Widodo untuk memupus stunting. Ia berharap, pada akhir Juni 2024, intervensi penanganan stunting melalui pengukuran kepada catin, ibu hamil, dan balita bisa mencapai 100%.
Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo terus berupaya mengakselerasi intervensi penanganan stunting di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Dengan begitu, diharap bisa memupus angka stunting secara spesifik.
Sementara, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menekan angkat stunting. Selain itu Pemprov Jateng berupaya untuk menekan laju inflasi, meminimalisasi kemiskinan ekstrem, yang kemudian bisa mewujudkan kemandirian masyarakat, dan keluarga yang tentram serta bahagia. (SG-1)