Soko Bisnis

UMKM Bisa Panik: Harga Emas Naik Lagi, Dolar Melemah, Apa Hubungannya?

Harga emas hari ini melonjak tajam dan mencetak rekor baru! Simak update harga emas terbaru 2025, termasuk harga emas dunia per troy ons yang terus naik.

By Ratu Putri Ayu  | Sokoguru.Id
15 April 2025

Harga emas naik signifikan dan tembus rekor tertinggi! Dapatkan informasi lengkap harga emas per troy ons dan tren harga emas dunia 2025 hanya di update terbaru ini.

Harga Emas Kembali Cetak Rekor, Naik Tajam Usai Sempat Turun Singkat
SOKOGURU - Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru pada perdagangan Selasa 15 April 2025, meskipun sempat merosot di awal hari. 

Kenaikan signifikan ini menunjukkan betapa sensitifnya logam mulia terhadap dinamika global, terutama terkait nilai tukar dolar AS dan kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Menurut data dari Refinitiv, harga emas per troy ons pada pukul 16.14 WIB tercatat di angka US$ 3.229,49. 

Ini berarti harga emas melonjak 1,75% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu, menjadikannya salah satu kenaikan harian terbesar dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga:

Bahkan, dalam perdagangan intraday, harga emas dunia sempat menyentuh angka US$ 3.245,42 per troy ons. 

Pencapaian ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, mempertegas tren positif dalam pergerakan harga emas global hari ini.

Namun, lonjakan ini tidak terjadi tanpa fluktuasi. Sebelumnya, harga emas sempat jatuh ke level US$ 3.219,75 pada Selasa pagi sekitar pukul 06.11 WIB, turun 0,5% dalam waktu singkat. 

Ini menunjukkan bahwa volatilitas harga emas masih sangat tinggi di tengah gejolak ekonomi global.

Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan produk ponsel pintar dan komputer dari tarif dagang sempat membuat harga emas melemah. 

Baca Juga:

Langkah ini mendorong investor untuk sementara waktu meninggalkan aset safe haven seperti emas, karena risiko perdagangan dianggap menurun.

Menurut Tim Waterer, analis utama di KCM Trade, pelemahan dolar AS pada dasarnya mendukung kenaikan harga emas. 

Namun, keputusan Trump mengenai tarif teknologi memicu optimisme pasar yang berimbas pada turunnya permintaan emas sebagai aset perlindungan.

Pada Jumat sebelumnya, indeks dolar AS sempat turun drastis ke titik terendah di level 99,01 sebelum kembali menguat ke 100,1. Ini menjadi penurunan paling tajam sejak April 2022. 

Baca Juga:

Karena harga emas dikonversi dalam dolar, nilai tukar yang melemah mendorong harga emas naik karena menjadi lebih murah bagi pembeli internasional.

Namun demikian, Waterer menekankan bahwa kondisi saat ini membuat pergerakan harga emas tampak tidak memiliki arah yang pasti. 

Gejolak pasar yang dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan AS menciptakan ketidakpastian tinggi di kalangan investor emas.

Meski sempat memberikan kelonggaran terhadap barang teknologi dari tarif tinggi, Trump kembali menegaskan bahwa kebijakan itu hanya bersifat sementara. 

Pernyataan ini kembali menyalakan kekhawatiran soal perang dagang antara AS dan China yang belum mereda.

Waterer memperkirakan, selama ketidakpastian geopolitik dan pelemahan dolar berlanjut, harga emas berpotensi terus merangkak naik. 

Ia bahkan menyebut level US$ 3.300 sebagai target jangka pendek jika kondisi global tidak menunjukkan perbaikan.

Sejak awal tahun, harga emas batangan telah meningkat sekitar 23%. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari bank sentral global, gejolak geopolitik yang belum mereda, serta meningkatnya arus dana ke ETF berbasis emas.

Nitesh Shah dari WisdomTree menyebutkan bahwa perjalanan emas dari US$ 1.000 ke US$ 2.000 per ons membutuhkan waktu 14 tahun. 

Baca Juga:

Namun, lonjakan dari US$ 2.000 ke US$ 3.000 hanya butuh waktu lebih dari satu tahun, menandakan percepatan luar biasa dalam tren harga emas dunia.

Tak tanggung-tanggung, Shah menyebut bahwa harga emas yang melampaui US$ 4.000 per troy ons bukan lagi angan-angan. 

Proyeksi tersebut kian realistis di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu dan tingginya minat pada aset lindung nilai.

Sebagai tambahan, Goldman Sachs juga merevisi proyeksi harga emas akhir 2025 dari sebelumnya US$ 3.300 menjadi US$ 3.700 per ons. 

Revisi ini sejalan dengan meningkatnya permintaan dari bank sentral dan arus dana besar ke instrumen ETF emas.

Di sisi lain, pasar memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sekitar 80 basis poin hingga akhir tahun 2025. 

Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas cenderung berkinerja lebih baik karena tak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau simpanan.

Sebagai kesimpulan, harga emas hari ini menunjukkan kekuatan sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global. 

Selama nilai dolar AS berfluktuasi dan tensi geopolitik tetap tinggi, kenaikan harga emas global masih memiliki ruang untuk melesat lebih tinggi. (*)