SOKOGURU, JAKARTA- Terbatasnya ketersediaan bahan baku berkelanjutan, akses ke pasar global, kurangnya diversifikasi produk hilir, dan keterbatasan teknologi produksi serta pengolahan masih menjadi
tantangan yang dihadapi industri minyak atisiri di dalam negeri.
Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dunia pendidikan, dan masyarakat, guna membangun industri atsiri yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing global.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam Pre-event atau persiapan diselenggarakannya Aromatika Indofest 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kemenperin Kembangkan Pusat Flavor dan Fragrance Bali, Perkuat Hilirisasi Minyak Atsiri
Adapun Aromatika Indofest 2025 akan dilaksanakan pada 9 – 11 Juli 2025 di Plasa Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yang akan menghadirkan sebanyak 70 peserta.
“Saat ini, Indonesia menempati posisi sebagai eksportir minyak atsiri terbesar ke-8 di dunia, dengan nilai ekspor mencapai USD259,54 juta pada 2024. Tujuan utama ekspor minyak Atsiri Indonesia selama periode 2019 – 2024 yaitu India, Amerika serikat, China, Singapura, dan Perancis,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenperin.
Indonesia, lanjutnya, merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia dan memiliki kekayaan biodiversitas flora atsiri yang mencapai hingga 97 jenis tanaman.
Baca juga: Rumah Atsiri Indonesia Berhasil Kenalkan Aromatic Wellnes ke Ranah Global
Minyak atsiri menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai strategis, baik dari sisi ekonomi maupun sebagai bahan dasar pengembangan industri berbasis sumber daya alam.
“Berangkat dari potensi tersebut, Kemenperin berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri minyak atsiri, dengan melakukan pembentukan Pusat Flavor and Fragrance (PFF) di Bali dan Sumatera Barat, sebagai upaya mendorong pengembangan industri hilir,” imbuhnya.
Terkait tantangan yang dihadapi, Wamenperin Riza menjawab,
pemerintah hingga saat ini terus mendorong implementasi kebijakan yang mencakup peningkatan jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan kemampuan produksi dan mutu minyak atsiri nasional, serta penguatan posisi dagang minyak atsiri nasional di pasar domestik dan global.
Baca juga: ‘Wellfest 2024’ Perkuat Indonesia Sebagai Global Wellness Tourism Destination
“Kebijakan lainnya, yakni penguatan pasar dan investasi dengan menciptakan ekosistem usaha yang kondusif dan inklusif, serta penguatan diversifikasi produk hilir minyak atsiri melalui inovasi dan pengembangan nilai tambah, guna mendorong munculnya produk-produk kreatif dan berdaya saing tinggi yang berbasis kekayaan hayati Indonesia,” imbuhnya.
Perkuat branding
Tahun ini, lanjut Riza, Kemenperin hadir dalam program inisiatif strategis yang mampu mengintegrasikan promosi, edukasi, kolaborasi, dan inovasi dalam satu rangkaian kegiatan terpadu melalui penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025.
Kegiatan itu diharapkan dapat menjadi wadah untuk melahirkan gagasan baru, penguatan ekosistem minyak atsiri, perluasan akses dan pangsa pasar minyak atsiri, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya, inovasi, dan kontribusi dalam bidang minyak atsiri.
“Melalui kesempatan ini, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku usaha, penggiat aromatika, komunitas, serta media untuk bersama-sama meningkatkan awareness, partisipasi, dan kemitraan strategis dalam menyukseskan Aromatika Indofest 2025,” tutur Wamen Riza.
Wamenperin berharap kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025, untuk bersama-sama sukseskan kegiatan tersebut.
“Semoga program ini dapat menjadi momentum penting dalam memperkenalkan dan memajukan produk unggulan dari industri minyak atsiri ke pasar dunia,” tegasnya.
Pada Aromatika Indofest 2025, selain menampilkan berbagai produk dan inovasi, diselenggarakan pula talkshow, workshop, dan kompetisi meracik produk wewangian berbasis minyak atsiri, termasuk kompetisi parfum dan aromaterapi.
Melalui kompetisi itu, diharapkan lahir inovasi produk berbasis kekayaan alam Indonesia yang mampu bersaing di pasar internasional.
Langkah strategis pemerintah ini didukung oleh data bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk eksplorasi, hilirisasi, dan inovasi produk, termasuk ke arah formulasi parfum, aromaterapi, kosmetik, farmasi, dan pangan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyatakan, kegiatan Aromatika Indofest 2025 sebagai momentum memperkuat branding minyak atsiri Indonesia di tingkat nasional dan internasional.
“Melalui sinergi semua pihak, kita berharap bisa meningkatkan daya saing produk minyak atsiri, memperluas akses pasar, serta mendorong munculnya inovasi berbasis kekayaan hayati Indonesia,” ujar Putu.
Kemenperin juga mengapresiasi atas dukungan seluruh pihak yang terlibat, termasuk asosiasi industri, akademisi, pelaku usaha, dan inovator muda, yang berkomitmen memperkuat ekosistem industri minyak atsiri nasional. (SG-1)