SOKOGURU- Situasi geopolitik panas di Timur Tengah, khususnya konflik antara Iran dan Israel, kembali mengguncang stabilitas ekonomi global 2025.
Ketegangan ini bukan hanya berdampak pada harga minyak dunia dan hubungan diplomatik antarnegara, tetapi juga membuat para investor global mengalihkan fokus pada instrumen investasi aman.
Di tengah ketidakpastian ini, emas kembali jadi primadona investasi, dipilih karena sifatnya yang dikenal sebagai aset safe haven paling stabil.
Tak sedikit masyarakat Indonesia yang mulai mencari informasi tentang harga emas hari ini, tren investasi saat perang, hingga cara aman mengelola kekayaan saat konflik internasional memanas.
Selain emas, para ahli keuangan juga mendorong masyarakat untuk mengenal lebih dalam berbagai alternatif investasi minim risiko seperti obligasi syariah dan reksadana terpercaya.
Dalam situasi yang terus berubah cepat, strategi diversifikasi jadi langkah cerdas untuk menjaga nilai kekayaan.
Emas Jadi Investasi Favorit di Tengah Konflik Iran-Israel
Dalam situasi konflik seperti saat ini, emas batangan Antam kembali dilirik banyak investor. Ketidakpastian yang tinggi membuat instrumen ini dianggap paling aman dalam menjaga nilai kekayaan.
Seperti dikatakan oleh Djoko Soelistyo, Kepala Produk dan Penasihat Investasi di salah satu bank besar nasional, “Pada dasarnya, investasi emas sudah dikenali lama di Indonesia. Dengan kondisi sekarang, semakin banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi.”
Meskipun pada satu waktu harga emas 24 karat sempat turun menjadi Rp1.937.000 per gram, permintaan terhadap emas tidak menurun.
Justru, banyak investor melihat momen ini sebagai kesempatan membeli emas saat harga turun. Di tengah ancaman ketidakstabilan global, investasi emas 2025 menjadi pilihan yang dianggap paling tahan gejolak.
Rekomendasi Investasi Aman Selain Emas
Para ahli menyarankan bahwa diversifikasi portofolio investasi adalah kunci agar tidak sepenuhnya bergantung pada satu instrumen.
Baca Juga:
Salah satu rekomendasi menarik tahun ini adalah obligasi pemerintah dan obligasi syariah, yang kini makin diminati masyarakat.
Djoko menyampaikan bahwa, “Rata-rata imbal hasil dari investasi obligasi bisa mencapai 6,8 persen dalam waktu 10 tahun.”
Ditambah lagi, potongan pajak penghasilan atas bunga obligasi dari 15% menjadi 10% menjadi insentif menarik bagi pemula.
Bank-bank di Indonesia juga mulai menawarkan produk obligasi syariah yang lebih sesuai bagi investor yang ingin menjaga prinsip syariah dalam investasi. Selain stabil, obligasi cocok untuk investor jangka panjang yang ingin menghindari risiko tinggi.
Pilihan lain yang tak kalah menarik adalah reksadana. Dengan pengelolaan oleh manajer investasi profesional dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), instrumen ini cocok bagi pemula yang ingin mulai berinvestasi dengan modal kecil.
“Semua investasi memiliki risiko, termasuk reksadana,” jelas Djoko sebagai pengingat bahwa riset investasi tetap perlu dilakukan sebelum mengambil keputusan.
Namun secara umum, reksadana campuran atau pasar uang jadi opsi ideal bagi mereka yang ingin keamanan dengan potensi keuntungan moderat.
Dampak Perang Terhadap Ekonomi Dunia
Konflik berskala besar seperti perang Iran vs Israel memberi efek domino pada banyak sektor, termasuk pasar saham global, nilai tukar mata uang, hingga kebijakan suku bunga oleh bank sentral dunia seperti The Fed.
Rencana untuk menahan suku bunga acuan berimbas pada kinerja instrumen investasi global, termasuk obligasi luar negeri dan valas.
Ketidakpastian ini menjadi pengingat penting bagi investor untuk berhati-hati dalam menempatkan dana.
Terutama dalam menghadapi fluktuasi pasar 2025, langkah paling aman adalah memahami kondisi ekonomi makro dan memilih instrumen sesuai dengan profil risiko investor.
Di tengah panasnya konflik internasional dan kondisi pasar yang tidak menentu, investasi emas, obligasi, dan reksadana menjadi tumpuan banyak investor.
Baik bagi pemula maupun profesional, penting untuk mengutamakan diversifikasi dan perencanaan keuangan jangka panjang. Jangan terpaku pada tren sesaat, pahami instrumen, pelajari risiko, dan pastikan setiap keputusan berdasarkan pengetahuan yang matang. Dalam dunia investasi, strategi dan disiplin adalah kunci menghadapi volatilitas ekonomi global.(*)