Soko Bisnis

Paviliun Indonesia Pikat Pasar Amerika Utara Lewat SIAL Canada 2025, di Tengah Tantangan Tarif AS

Indonesia mencatat rekor ekspor produk makanan dan minuman olahan ke Kanada terbesar pada 2024 yakni senilai USD102 juta. Tumbuh 82% dibandingkan dengan 2023.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
01 Mei 2025
<p>Konsul jenderal (Konjen) RI Toronto, Dyah Lestari Asmarani. (Dok. KJRI Toronto)</p>

Konsul jenderal (Konjen) RI Toronto, Dyah Lestari Asmarani. (Dok. KJRI Toronto)

SOKOGURU, KANADA- Untuk memikat pasar Amerika Utara di tengah tantangan tarif Amerika Serikat, Indonesia ikut berpartisipasi pada Salon International de l'Alimentation (SIAL) Canada 2025, pada 29 April–1 Mei di Enercare Centre, Toronto, Kanada. 

Pada pameran inovasi pangan terbesar di Amerika Utara itu, Indonesia akan bertemu dengan lebih dari 1.000 eksibitor dari 44 negara. Pameran tersebut juga diperkirakan menarik lebih dari 21.000 pengunjung profesional dari 77 negara. 

“Keikutsertaan Indonesia dalam SIAL Canada 2025 merupakan wujud komitmen strategis dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif yang semakin kompleks,” ujar  Konsul jenderal (Konjen) RI Toronto, Dyah Lestari Asmarani, saat membuka Paviliun Indonesia, dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis, 1 Mei 2025.

Baca juga: Kemendag Dorong UKM Tingkatkan Ekspor ke Kanada melalui Misi Dagang dan Seminar

Lebih lanjut, ia mengatakan,  di tengah adanya kebijakan tarif AS yang memengaruhi perdagangan internasional, partisipasi KJRI Toronto, sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra utama dalam rantai pasok pangan global dan memastikan daya saing produk Indonesia tetap terjaga. 

“Paviliun Indonesia menghadirkan produk-produk unggulan seperti kopi spesialti, makanan sehat, mi instan, rempah-rempah, minyak kelapa, serta produk olahan laut yang dipamerkan sepuluh perusahaan terkemuka, yaitu 

Alam Scientia Asia, APO Products Ltd./UNO Foods Inc., Caldera Coffee, Exotique Foods, Indofood Sukses Makmur, Maxindo Karya Anugerah, Mayora, Northern Tide Fisheries, Sari Mas Permai, dan Tucan Holistic,” imbuh Dyah yang didampingi Atase Perdagangan KBRI Ottawa, Mahdewi Silky.

 

Perkenalkan produk unggulan RI

Mahdewi berharap SIAL Canada 2025 dapat menjadi platform efektif untuk memperkenalkan kembali, serta memperluas akses pasar produk makanan dan minuman unggulan Indonesia di Kanada. 

Baca juga: Pertemuan Presiden Prabowo dan PM Trudeau Sepakati Kerja Sama Strategis RI-Kanada

Acara itu juga memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha Indonesia untuk menjajaki kerja sama lanjutan dengan pembeli di Kanada. “Partisipasi Indonesia di SIAL Canada 2025 mencerminkan kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, dan perbankan. Kami berharap sinergi ini dapat membuka peluang yang lebih luas bagi produk makanan dan minuman Indonesia untuk menembus pasar Kanada dan memperkuat keberadaan Indonesia di kawasan Amerika Utara," tegasnya.

Salah satu peserta pameran, Sarah Ayu dari Maxindo Karya Anugerah, menyatakan, apresiasinya kepada Kemendag melalui Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) atas fasilitasi undangan mengikuti SIAL Canada 2025. 

Menurutnya, fasilitasi itu merupakan dukungan nyata bagi para pelaku usaha Indonesia untuk memperkenalkan merek dan produknya ke pasar internasional. 

Baca juga: Perluas Pasar Perikanan RI di Benua Amerika, KKP Gandeng Kedubes Kanada

“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat selama kegiatan, mulai dari fasilitasi booth dan kesempatan memperkenalkan kami dengan buyer potensial, semua sangat profesional. Dukungan ini juga sangat berarti bagi kami sebagai pelaku usaha yang masih berkembang sehingga memotivasi kami untuk memperluas jangkauan pasar dan kontribusi untuk ekspor Indonesia. Kami berharap Kemendag terus mendukung program ekspor bagi para pelaku usaha Indonesia," jelas Sarah. 

Pada 2024, Indonesia mencatat rekor ekspor produk makanan dan minuman olahan (HS 16–22) ke Kanada terbesar dalam setidaknya lima tahun terakhir, dengan nilai mencapai USD 102 juta.

Angka tersebut  meningkat tajam dibandingkan pada 2023 sebesar USD56 juta atau tumbuh sebesar 82%. Meskipun terjadi peningkatan yang signifikan, potensi peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Kanada dinilai masih sangat besar. 

Silky mengatakan perundingan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) telah selesai dan akan segera ditandatangani, diratifikasi, serta berlanjutnya negosiasi ASEAN–Canada Free Trade Agreement (ACAFTA).

“Kami meyakini, momentum itu akan semakin memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara, sekaligus mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Kanada di tengah tantangan dari kebijakan tarif Amerika Serikat yang semakin kompleks,” tambahnya.

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan bersama Perwakilan RI di Kanada akan menindaklanjuti sejumlah peluang kerja sama yang tercipta, dengan mendorong transaksi riil dan membina kerja sama yang berkelanjutan antara peserta pameran dengan para mitra bisnis di Kanada. 

Partisipasi Paviliun Indonesia di SIAL Canada 2025 merupakan hasil kerja sama antara Ditjen PEN Kemendag, Perwakilan RI di Kanada, Bank BRI New York, Bank BNI New York, dan para pelaku usaha. 

Kolaborasi itu bertujuan untuk memperkuat promosi produk makanan dan minuman Indonesia di pasar Amerika Utara khususnya Kanada wilayah timur. (SG-1)