Soko Berita

Wisata Sawah di Jantung Kota Bandung, Gagasan Segar dari Wali Kota Farhan

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menawarkan gagasan unik yang muncul lewat inisiatif Wisata Sawah dan Urban Farming sebagai bentuk inovasi sektor pertanian.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
07 April 2025

Wali Kota Muhammad Farhan menawarkan gagasan unik yang muncul lewat inisiatif Wisata Sawah dan Urban Farming sebagai bentuk inovasi sektor pertanian. (Ist.Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG: Di tengah hiruk-pikuk kota Bandung yang dikenal dengan kreativitas dan geliat urban-nya, Wali Kota Muhammad Farhan membawa sebuah angin segar. 

Kali ini bukan soal teknologi atau seni, melainkan tentang sawah—ya, sawah di tengah kota. 

Gagasan unik itu muncul lewat inisiatif “Wisata Sawah dan Urban Farming” yang ia luncurkan sebagai bentuk inovasi sektor pertanian sekaligus pariwisata kota.

Baca juga: Bandung Siap Sambut Wisatawan, Wali Kota Tinjau Kesiapan Destinasi Wisata

Saat mengikuti kegiatan Panen Raya Serentak yang digelar daring di 14 provinsi, Senin (7/4/2025), Farhan memaparkan visinya dengan penuh semangat. 

Bukan hanya sekadar panen dan tanam, lahan pertanian kini diharapkan mampu menjelma menjadi ruang edukatif, rekreatif, dan produktif di tengah kota.

Ist.Pemkot Bandung.

Salah satu fokus utamanya adalah kawasan di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Rancanumpang, Kota Bandung. 

Hamparan Sampah Diubah Jadi Destinasi Wisata

Lahan seluas 25 hektare yang selama ini dikenal sebagai hamparan sawah biasa, menurut Farhan, memiliki potensi lebih besar dari yang selama ini terlihat.

Baca juga: Wali Kota Bandung Pastikan Liburan Lebaran Aman dan Nyaman bagi Wisatawan

“Daripada hanya jadi sawah biasa, kita bisa kelola lagi menjadi tempat wisata di pinggir sawah,” ujar Farhan. 

“Petani tetap bekerja, wisatawan bisa makan sambil menikmati hamparan padi. Ini akan menjadi daya tarik yang unik di Kota Bandung,” ujar Farhan.

Bayangkan saja, di tengah geliat kota modern, wisatawan bisa menikmati sajian lokal dengan pemandangan padi yang menguning, atau belajar cara menanam melon langsung dari para petani. 

Buka Peluang Baru bagi Petani dan Warga Sekitar

Konsep ini bukan hanya menambah pesona kota, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan warga sekitar.

Farhan bahkan mencontohkan komoditas hortikultura seperti melon yang bisa memiliki nilai ekonomi tinggi jika dikemas dengan baik. 

Ia menyebut kisah dari Jepang, di mana melon bisa dijual hingga 1.000 yen berkat narasi dan kemasan yang menarik.

“Kita juga bisa lakukan itu di sini, karena kita punya kualitas, tinggal dikembangkan,” tambah Farhan optimistis.

Baca juga: Wali Kota Bandung Siap Ubah Teras Cihampelas Jadi Destinasi Wisata Primer

Gagasan ini tak berdiri sendiri. Farhan ingin membangun kolaborasi multipihak—dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, hingga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan masyarakat sekitar. 

Tujuannya jelas: memaksimalkan potensi lahan, meningkatkan pendapatan petani, dan menciptakan ketahanan pangan yang lebih adaptif terhadap situasi global.

Lebih dari sekadar proyek pertanian, konsep urban farming dan wisata sawah ini merupakan bagian dari narasi besar Bandung sebagai kota kreatif. 

Kota yang tak hanya hidup dari ide dan industri, tapi juga dari tanah dan kerja keras petaninya.

“Inisiatif ini akan memperkuat identitas Kota Bandung sebagai kota kreatif yang mampu mengelola potensi pertanian menjadi kekuatan ekonomi baru,” tutup Farhan.

Mungkin tak lama lagi, Bandung bukan hanya dikenal dengan kafe hits dan mural artistik, tapi juga dengan pengalaman kuliner di tepi sawah dan petualangan bertani di jantung kota. 

Sebuah perpaduan antara tradisi dan inovasi yang tak biasa—tapi khas Bandung. (SG-2)