SOKOGURU - Setelah meraup keuntungan besar selama Ramadan dan Lebaran, banyak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini menghadapi tantangan baru: penurunan permintaan.
Perubahan pola konsumsi masyarakat membuat omzet mereka turun drastis. Lalu, bagaimana UMKM dapat tetap bertahan dan berkembang dalam situasi ini?
Momentum Ramadan dan Lebaran sering kali menjadi periode emas bagi pelaku usaha, terutama sektor makanan, fashion, dan ritel.
Namun, setelah periode tersebut berakhir, masyarakat cenderung menahan pengeluaran mereka.
Akibatnya, UMKM yang sebelumnya menikmati lonjakan penjualan kini mengalami penurunan permintaan.
Direktur Utama Moladin Finance Indonesia (MOFI), Mulyadi, menegaskan bahwa masa pasca-Lebaran adalah periode yang krusial bagi para pelaku UMKM.
“Mengandalkan model bisnis tradisional saja dapat membatasi potensi pertumbuhan. Diversifikasi pendapatan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis,” ujar dia dikutip dari siaran pers, Rabu, 2 April 2025.
Strategi 1: Perluasan Lini Produk atau Layanan
UMKM sebaiknya tidak hanya bergantung pada satu jenis produk. Mereka perlu menyesuaikan dengan tren pasar agar tetap relevan.
Misalnya, usaha kuliner dapat menghadirkan menu sehat atau layanan katering harian untuk menjaga stabilitas pendapatan.
Strategi 2: Maksimalkan Pemasaran Digital
Di era digital, keberadaan online bukan lagi opsi, melainkan kewajiban. UMKM perlu memanfaatkan platform e-commerce, media sosial, hingga layanan pesan antar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan engagement.
Strategi 3: Bangun Kemitraan yang Menguntungkan
Kolaborasi dengan bisnis lain bisa menjadi strategi cerdas untuk meningkatkan daya saing.
Contohnya, pelaku usaha fashion bisa menggandeng produsen aksesori untuk membuat paket bundling yang menarik bagi pelanggan.
Strategi 4: Akses Pembiayaan yang Fleksibel
Pendanaan merupakan faktor penting dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha.
MOFI, yang berada di bawah Moladin Group serta telah berizin dan diawasi oleh OJK, menyediakan solusi keuangan fleksibel untuk UMKM yang ingin bertumbuh.
Jika diterapkan dengan baik, strategi ini dapat membantu UMKM menjaga kestabilan usaha, meningkatkan daya saing, serta menciptakan peluang pertumbuhan yang lebih luas di tengah tantangan ekonomi pasca-Lebaran.
Dalam dunia usaha yang dinamis, fleksibilitas dan inovasi adalah kunci utama.
Dengan menerapkan strategi diversifikasi produk, digitalisasi pemasaran, kemitraan strategis, serta akses pembiayaan yang fleksibel, UMKM dapat tetap bertahan dan berkembang. (*)