SOKOGURU - Hari Raya Idul Adha akan segera tiba, ini merupakan satu di antara hari besar yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia.
Dalam setahun, umat Islam akan memperingati dua hari raya. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam waktu pelaksanaan dan maknanya.
Hari Raya Idul Fitri dirayakan pada tanggal 1 Syawal, menandai akhir bulan Ramadhan dan dimulainya bulan Syawal.
Baca Juga:
Sementara itu, Hari Raya Idul Adha diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah atau bertepatan dengan puncak ibadah haji di Makkah. Di Indonesia sendiri, hari raya Idul Adha memiliki banyak istilah misalnya hari raya kurban, atau Lebaran Haji.
Makna Idul Adha
Mengutip situs MUI, pengertian Idul Adha yang berasal dari kata 'id dan adha, 'Id berawal dari kata 'aad-ya'udu yang artinya menengok, menjenguk, atau kembali. Sedangkan kata adha bermakna kurban. Di sebut 'id karena hari raya kembali berulang setiap tahun.
Peringatan Hari Raya Idul Adha ini bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS, yang menerima perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tercintanya, Nabi Ismail AS.
Perintah tersebut datang melalui mimpi yang berulang, dan Nabi Ibrahim meyakini jika mimpi tersebut merupakan wahyu dari Allah SWT.
Lantas, Ibrahim menyampaikan hal tersebut kepada Ismail, yang dengan penuh keikhlasan menerima keputusan sang ayah.
Baca Juga:
Dalam masa persiapan untuk melaksanakan perintah Allah tersebut, seta berusaha menggoda, dan menghalangi Ibrahim serta keluarganya agar tidak menuruti perintah-Nya.
Sebagai bentuk penolakan terhadap godaan setan, Ibrahim melemparinya dengan batu kerikil. Aksi ini kemudian dikenan dalam rangkaian ibadah haji melalui proses lontar jumrah, yakni pelemparan batu sebagai simbol pengusiran setan.
Setelah memantapkan niat dan mempersiapkan diri, Ibrahim hendak menyembelih putranya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Namun ketaatan dan keikhlasan yang luar biasa itu, Allah akhirnya menggantikan Ismail dengan seekor hewan kurban (seekor kambing), dan menyelamatkan Ismail dari pengorbanan.
Sejak saat itu, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan ibadah kurban sebagai wujud ketakwaan, dan pengabdian kepada Sang Pencipta.
Ibadah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah, dengan menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kerbau atau unta, yang hasilnya kemudian dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.
Baca Juga:
Idul Adha Disebut Lebaran Haji
Hari Raya Idul Adha dikenal dengan sebutan Lebaran Haji. Istilah ini merujuk pada momen saat umat Islam di seluruh dunia sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah.
Puncak dari rangkaian ibadah haji terjadi pada 9 Dzulhijjah, ketika para jemaah melaksanakan wukuf di Padang Arafah.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah untuk bermalam, dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan dalam prosesi melontar jumrah.
Sementara itu, bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Puasa ini memiliki keutamaan besar, di antaranya dapat menghapus dosa selama satu tahun lalu, dan satu tahun yang akan datang.
Maka dari itu, penyebutan Idul Adha sebagai Lebaran Haji tidak hanya mencerminkan waktu pelaksanaannya yang bersamaan dengan ibadah haji.
Melainkan juga menegaskan keterikatan spiritual antara seluruh umat Islam, baik yang berada di Tanah Suci maupun di berbagai penjuru dunia. (*)