SokoBerita

Reuni Akbar Eks Media Indonesia, Pererat Silaturahim, Wadah Saling Dukung di Tengah Tantangan Industri Media

Acara reuni diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan dengan eks karyawan Media Indonesia yang berkiprah di bidang lain. Itu jadi kekuatan bagi karyawan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 Desember 2025
<p>Reuni Akbar Eks Media Indonesia (MI)  digelar di Lobi  3 Kantor Media Indonesia, Jakarta Barat, Sabtu, 13 Desember 2025. (Dok. Panitia)</p>

Reuni Akbar Eks Media Indonesia (MI)  digelar di Lobi  3 Kantor Media Indonesia, Jakarta Barat, Sabtu, 13 Desember 2025. (Dok. Panitia)

SOKOGURU, JAKARTA- Menghadiri  Reuni Akbar Eks Media Indonesia (MI) yang digelar di Lobi  3 Kantor Media Indonesia, Jakarta Barat, menjadi hal yang menggembirakan.

Hal itu disampaikan sejumlah yang hadir, karena bagi mereka kegiatan itu menjadi ajang temu kangen sekaligus memperkuat ikatan kekeluargaan lintas generasi.

Acara yang  dipandu oleh host Metro TV Yohana Margaretha itu diselenggarakan pada Sabtu, 13 Desember 2025  dan dihadiri sekitar 250 eks karyawan lintas generasi.

Dalam sambutannya, Direktur Utama Media Indonesia Gaudensius Suhardi mengapresiasi terselenggaranya reuni yang digagas oleh para mantan karyawan. 

Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi bukti kuatnya ikatan kekeluargaan yang telah terbangun di lingkungan Media Indonesia.

Media Indonesia selalu membuka ruang bagi para eks karyawan untuk tetap menjalin silaturahim,” ujarnya.

Ia berharap acara reuni tersebut dapat mempererat tali persaudaraan dan eks karyawan Media Indonesia yang berkiprah di bidang lain menjadi kekuatan bagi para karyawan karena sudah mendirikan pondasi yang kokoh sebelumnya.

"Semangat mereka tentu bagi karyawan yang saat ini masih berada di Media Indonesia diharapkan bisa melanjutkan pondasi yang sudah dibangun tersebut," ujar Gaudensius.

Sementara itu, Ketua panitia Usmandie Andeska  dalam laporannya menyampaikan reuni akbar ini mendapat antusias luar biasa dari eks karyawan Media Indonesia lintas generasi.

Tercatat sekitar 250 eks karyawan hadir dalam acara tersebut dan berhasil menghimpun dana dari iuran, donasi, dan sponsor sebanyak Rp104.935.000.

Dana tersebut digunakan membiayai kegiatan reuni dan donasi bagi eks karyawan yang sakit dan secara ekonomi kurang beruntung.

Salah satu eks karyawan yang juga mantan Direktur Pemberitaan Media Indonesia  Usman Kansong, menuturkan Media Indonesia telah menjadi bagian penting dalam perjalanan karier dan pembentukan karakter profesionalnya.

Mantan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo itu juga menuturkan Media Indonesia telah menjadi ‘sekolah terlama dalam perjalanan kariernya, yakni sejak 2009 hingga 2022.

“Kalau tidak di Media Indonesia, mungkin saya tidak bisa menjadi Dirjen Kominfo. Media Indonesia telah membentuk karakter saya dan memberi banyak pelajaran berharga," tuturnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi wadah saling mendukung di tengah tantangan industri media.

"Kondisi media sedang tidak baik-baik saja. Jadi ada sesuatu yang bisa dibuat. Saya sendiri masih berlangganan Media Indonesia 2 eksemplar koran untuk di rumah dan pos satpam. Dan syukur bisa berlangganan e-paper sehingga tidak berhenti di sini,” tutupnya.

Ungkapan senang juga disampaikan Meisya, yang pernah menjadi wartawati.  

“Di MI suasananya memang beda, terutama dalam hubungan antara atasan dan bawahan. Menyatu, akrab dan persaudaraan. Itu yang saya rasakan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan mantan wartawan di rubrik Kesehatan dan Lingkungan, Nusantara Mulkan. Pria yang kini menjadi anggota Badan Sensor Film Nasional itu mengakui ia banyak ditempa secara lahir dan batin sebagai jurnalis di MI.

“Saya dibiasakan mencerna serta mengelola isu hingga menulis dengan cepat, namun tertata dan memiliki data sesuai fakta yang ditemukan,” tulisnya di laman medsos FB.

Di MI pula Nunus, demikian Nusantara biasa disapa, belajar banyak bahwa jurnalis itu bukan sekadar manusia dengan kemampuan mengolah kata, namun harus memiliki integritas dalam bekerja.

“Hal-hal itulah yang membuat saya merasa kehadiran di reuni akbar MI menjadi sebuah hukum yang fardlu’ain di tengah kesibukan menjelang tutup buku 2025,” tulisnya. 

Nunus juga merasa bahagia karena bisa bertemu Djadjat Sudradjat yang menjadi Pemimpin Redaksi ketika ia menjadi reporter.

Nunus bahkan menyebut sejumlah nama tokoh yang lahir, antara lain Andi F. Noya, Refly Harun, Usman Kansong, dan lain sebagainya. 

Salah seorang panitia, Ida Farida berharap reuni akbar tersebut semakin mempererat persaudaraan serta menjaga semangat kebersamaan keluarga besar Media Indonesia.

Kegiatan yang mendapat dukungan dari pendiri MI Surya Paloh itu menjadi bukti MI bukan hanya menjadi institusi kerja melainkan juga ruang pembentukan nilai profesionalisme dan tanggung jawab kebangsaan. 

Panitia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan sebagai wadah penguatan jejaring dan konsolidasi gagasan antar eks karyawan Media Indonesia.

Selain pemberian donasi bagi eks karyawan yang sakit, acara juga diisi dengan bernyanyi bersama, pembacaan puisi dan bag-bagi hadiah dorprize.

Acara reuni ini selain mendapat dukungan penuh dari peserta reuni, juga dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (Ros/SG-1)