Soko Berita

Provinsi Jawa Barat Terindikasi Penerima Bansos Main Judol Tertinggi, Mensos Evalusi 375 Ribu Lebih KPM

Kemensos evaluasi bansos bagi 603.999 keluarga yang terindikasi judi online. Ratusan ribu KPM telah dicoret, sementara sisanya dievaluasi untuk triwulan 3.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Sokoguru.Id
10 Agustus 2025
<p>Mensos Saifullah Yusuf saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kemensos, Jakarta. (Foto: Kemensos.go.id).</p>

Mensos Saifullah Yusuf saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kemensos, Jakarta. (Foto: Kemensos.go.id).

SOKOGURU, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan evaluasi penerima bantuan sosial (bansos), yang menurut catatan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terlibat dalam aktivitas judi online (judol).

Dari sejumlah 603.999 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terindikasi terlibat judi online, sebanyak 229.048 KPM saat ini sudah tidak menerima bansos triwulan kedua.

Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengatakan, sebanyak 375.951 data KPM sedang dilakukan evaluasi untuk bansos triwulan ketiga.

"Di samping itu, setelah kita dengan PPATK ya, sudah kita dalam itu ada 200 (ribu) lebih yang sudah tidak kita salurkan lagi (bansos)," ujar Mensos Saifullah Yusuf, seperti dikutip dari laman Kemensos, Minggu (10/9).

"Nah, sekarang kita sedang mendalami yang 300 ribu lebih itu, untuk kemudian mungkin tidak akan mendapatkan lagi (bansos) pada triwulan ketiga, kalau memang benar-benar NIK tersebut menggunakan bansos untuk kepentingan judi online," tambahnya.

Bansos akan Dialihkan kepada yang Berhak

Menurut Saifullah Yusuf, untuk rekening yang terindikasi terlibat judol atau rekening yang ditemukan tidak aktif dalam waktu cukup lama, bansosnya akan dialihkan kepada yang lebih berhak.

"Pokoknya, kalau sudah bisa kita pastikan ada rekening yang tidak aktif, ada rekening yang ikuti judol, itu akan kita alihkan kepada mereka yang lebih berhak, itu yang penting," ujar Mensos.

Kemensos terus melakukan langkah-langkah tegas demi integritas distribusi bansos. Selain koordinasi dengan PPATK, Kemensos juga melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), untuk mengevaluasi rekening penerima bansos yang tidak aktif atau memiliki saldo tidak wajar.

Jawa Barat Teridentifikasi Main Judol Tertinggi

Kemensos bersama PPATK menemukan Jawa Barat sebagai provinsi tertinggi, yang teridentifikasi penerima bansos bermain judi online selama semester pertama 2025.

"Jawa Barat ada 49.931 orang pemain judi online dengan transaksi senilai Rp199 miliar," ujar Mensos Saifullah Yusuf.

Mensos menjelaskan usai Jawa Barat, juga ditemukan di Jawa Tengah sebanyak 18.363 penerima bansos jadi pemain judol senilai Rp83 miliar.

Jawa Timur dengan 9.771 penerima bansos main judol dengan nilai transaksi Rp53 miliar. Provinsi Jakarta sebanyak 7.717 orang dengan nilai Rp93 miliar, Banten sebanyak 5.317 orang dengan nilai Rp25 miliar, dan Lampung sebanyak 5.039 orang dengan nilai Rp18 miliar.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Bogor tercatat jumlah tertinggi dengan 5.497 orang dengan nilai transaksi Rp22 miliar, diikuti Kota Surabaya sebanyak 1.816 orang dengan nilai transaksi Rp9 miliar, dan Jakarta Pusat sebanyak 1.754 orang dengan nilai transaksi Rp9 miliar.

Secara keseluruhan, lanjut Gus Ipul, dari hasil penelusuran rekening penerima bansos oleh PPATK terdapat 132.557 yang teridentifikasi melakukan transaksi judi online selama semester pertama 2025 dengan total transaksi capai Rp542,5 miliar.

Adapun transaksi terbanyak dilakukan melalui dompet digital DANA sebanyak 303.124 kali, disusul BCA sebanyak 52.727 kali, BRI (12.993), BNI (4.320), dan Mandiri (2.788).

"Ini menunjukkan pola yang perlu kita waspadai. Kita ingin bantuannya tepat sasaran bukan diselewengkan untuk judi," kata Mensos.

"Sisa da 375 ribu-an ya, mereka masih menerima bansos triwulan pertama dan kedua, tetapi dengan adanya temuan PPATK, maka akan kita evaluasi apakah mereka masih layak untuk penyaluran triwulan ketiga nanti," tambahnya.(*)