Soko Berita

Pasca Diserang AS, Iran Klaim Berhasil Bombardir 14 Lokasi Vital Militer Israel

Insiden ini berlangsung pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari waktu setempat, disebut sebagai gelombang ke-18 dari Operasi True Promise III yang dukses.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Sokoguru.Id
23 Juni 2025
<p>Ilustrasi perang Iran vs Israel. Kelompok IRGC Iran mengklaim sukses menyerang 14 lokasi vital di Israel. (Foto: Freepik).</p>

Ilustrasi perang Iran vs Israel. Kelompok IRGC Iran mengklaim sukses menyerang 14 lokasi vital di Israel. (Foto: Freepik).

SOKOGURU - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan klaim keberhasilan mereka dalam menargetkan 14 lokasi strategis militer, dan industri di wilayah yang diduduki Israel.

Insiden ini berlangsung pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari waktu setempat, disebut sebagai gelombang ke-18 dari Operasi True Promise III.

Digambarkan IRGC Iran, peristiwa itu sebagai satu di antara operasi rudal dan pesawat nirawak (drone) paling inovatif serta efektif dalam sejarah modern.

Sekaligus Iran menyatakan perang pasca tiga situs nuklir mereka di Isfahan, Natanz, dan Fordow diserang Amerika Serikat (AS).

Dampak Serangan Terhadap Pertahanan Israel

Juru Bicara IRGC Brigadir Jenderal Ali-Mohammad Naini mengatakan, serangan ini telah menghancurkan stabilitas mesin perang entitas Zionis.

Tak hanya itu, Ali-Mohammad Naini juga turut memperingatkan secara tegas, jika serangan berkelanjutan akan berpotensi melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel.

"Operasi tersebut mengerahkan rudal Qadr jarak jauh, dan kawanan pesawat nirawak kamikaze ofensif terhadap target bernilai tinggi di Haifa dan Tel Aviv," ujar Naini, seperti dikutip dari Tehran Times, Senin (23/6).

Target Vital Diklaim Terkena Serangan

Sejumlah target yang dikonfirmasi dalam serangan tersebut, mencakup lokasi-lokasi krusial di Israel.

Di antaranya, Menara Sail di pusat Haifa, yang menjadi lokasi Laboratorium AI12 milik militer Israel, serta kontraktor perangkat lunak penting untuk Kementerian Perang, diklaim menerima serangan langsung yang meruntuhkan bagian-bagian bangunannya.

Selain itu, Pembangkit Listrik Hadera, Kilang Minyak Haifa, Pangkalan Udara Uda (markas komando siber), zona industri semikonduktor Kiryat Gat, dan Pusat Sistem Pertahanan Canggih Rafael--pusat pengembangan rudal--juga disebut-sebut menjadi sasaran.

Taktik Serangan Selanjutnya

Naini menyoroti kecerdikan taktik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan rudal, penentuan prioritas target, dan sistem panduan, yang memungkinkan penetrasi pertahanan udara berlapis-lapis Israel.

Gelombang ke-19 dari operasi ini, yang dilaporkan sudah berlangsung pada Minggu dini hari, melibatkan skuadron besar pesawat nirawak kamikaze yang menyerang target dari Galilea utara hingga gurun Negev.

Pendekatan bertahap ini, kata Naini, bertujuan untuk menguras habis dan membingungkan sistem pencegat rudal milik Israel.

"Sehingga membuat mereka tidak mampu memprediksi serangan berikutnya," ujarnya.

Operasi ini diklaim Iran sebagai tindakan pembelaan mereka, sebagai respons atas apa yang mereka sebut sebagai agresi Israel yang tidak beralasan.

Agresi tersebut, yang dimulai pada 13 Juni lalu telah menyebabkan kematian pejabat militer, ilmuwan nuklir, dan lebih dari 430 warga Iran.

Selain itu, 3.500 lainnya terluka, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Iran. (*)