Soko Berita

My Beautiful Catastrophe: Ketika Mahasiswa ITB dan Belgia Bicara Iklim Lewat Seni yang Menyentuh Hati

Pameran ResilienCity: My Beautiful Catastrophe hadirkan 80+ karya mahasiswa ITB dan Belgia soal ketahanan kota & perubahan iklim dalam seni lintas budaya.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
11 Juni 2025
<p>Pameran bertajuk ResilienCity: My Beautiful Catastrophe yang digelar di Design Centre Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Kota Bandung, pada 11–12 Juni 2025. (Dok.Sokoguru.id)</p>

Pameran bertajuk ResilienCity: My Beautiful Catastrophe yang digelar di Design Centre Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Kota Bandung, pada 11–12 Juni 2025. (Dok.Sokoguru.id)

SOKOGURU, BANDUNG — Bagaimana jika ancaman bencana bisa menjadi karya seni yang indah dan penuh makna? Pertanyaan inilah yang menjadi benang merah dari pameran bertajuk ResilienCity: My Beautiful Catastrophe yang digelar di Design Centre Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Kota Bandung, pada 11–12 Juni 2025.

Pameran ini bukan sekadar unjuk karya biasa. Lebih dari 80 karya dipamerkan, hasil kolaborasi lintas disiplin dari ratusan mahasiswa FSRD ITB bersama komunitas, sekolah, UMKM, dan NGO nasional. 

Mereka merespons isu lingkungan dan perubahan iklim dengan pendekatan kreatif, humanis, dan berbasis aksi nyata di lapangan.

Baca juga: Rektor ITB Lantik Jajaran Dekan Periode 2025-2030

Yang membuat pameran ini istimewa adalah hadirnya kolaborasi internasional lewat program My Beautiful Catastrophe, hasil kerja sama antara Indonesia dan Belgia dalam wadah Global Minds 2025

Dok.Sokoguru.id

Sebanyak 20 mahasiswa dari Catholic University of Leuven di Belgia, bersama mahasiswa ITB dari berbagai jurusan—termasuk Arsitektur, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Teknologi Elektronik, Informatika, dan Biologi—menyatukan perspektif lintas budaya dalam merespons krisis iklim.

Dr. Alvanov Zpalanzani Mansur, ST, MM—dosen FSRD ITB sekaligus koordinator pameran. (Dok.Sokoguru.id)

"Ini adalah komunikasi visual dua bangsa dan dua budaya tentang bagaimana melihat perubahan iklim. Kami mencoba menjembatani pemahaman itu lewat karya kreatif," ujar Dr. Alvanov Zpalanzani Mansur, ST, MM—dosen FSRD ITB sekaligus koordinator pameran kepada Sokoguru.id, di Bandung, pada Rabu, 11 Juni 2025. 

Baca juga: Pertemuan ITB dan Hyundai, Jajaki Kolaborasi di Bidang Pendidikan dan Teknologi

Alva, sapaan akrabnya, juga menjadi Co-Coordinator pameran My Beautiful Catastrophe yang digelar di UPT Bahasa ITB. 

Program ini akan berlanjut ke Belgia, tepatnya di Catholic University of Leuven, pada 23 Juni hingga 1 Juli 2025.

Sementara itu, bagian pameran ResilienCity lebih menyoroti aksi nyata mahasiswa FSRD ITB dalam melakukan design action—kolaborasi dengan masyarakat untuk membangun ketahanan terhadap perubahan lingkungan. 

Baca juga: ITB dan Dedi Mulyadi Kolaborasi Bangun Desa Cerdas Berbasis Ekologi di Jabar!

Mahasiswa bekerja bersama mitra seperti Sekolah Alam Nusantara, UMKM, hingga Non-Goverment Organization (NGO) lingkungan untuk menciptakan karya berbasis konteks sosial dan ekologis.

Pameran ini menjadi semacam potret kolaborasi kreatif untuk masa depan yang lebih tangguh. Sebuah upaya menjawab tantangan zaman lewat bahasa seni dan desain.

“Insyaallah, program ini akan berlanjut hingga tahun 2026,” tutur Alva optimis.

Pameran Dibuka Dekan FSRD ITB, Dr. Kahfiati Khadr, M.A.

Acara pembukaan pameran digelar pada Rabu, 11 Juni 2025 pukul 10.00 WIB dan dibuka langsung oleh Dekan FSRD ITB, Dr. Kahfiati Khadr, M.A., bersama tamu undangan dan para mitra kolaborasi.

Dengan ratusan peserta yang terlibat, pameran ini bukan hanya menjadi ajang apresiasi seni, melainkan juga ruang refleksi kolektif tentang masa depan bumi. 

Lewat My Beautiful Catastrophe, krisis diubah menjadi pesan estetika yang menggugah hati dan kesadaran lintas generasi. (*)