SOKOGURU - Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berperan dalam mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menyediakan berbagai skema pinjaman.
Dua jenis pinjaman yang ditawarkan, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Non KUR, memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha dalam memilih pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
KUR BRI merupakan program kredit dengan dukungan pemerintah yang bertujuan untuk memberikan akses permodalan kepada pelaku UMKM.
Dengan bunga rendah dan persyaratan yang lebih ringan dibandingkan pinjaman konvensional, KUR BRI menjadi solusi ideal bagi usaha kecil yang ingin berkembang.
Salah satu daya tarik utama KUR BRI adalah suku bunganya yang hanya 6 persen efektif per tahun atau sekitar 0,5 persen per bulan.
Dengan bunga rendah ini, UMKM dapat memperoleh tambahan modal tanpa terbebani biaya pinjaman yang tinggi.
Selain bunga yang kompetitif, KUR BRI menawarkan plafon pinjaman hingga Rp100 juta dengan jangka waktu pembayaran mencapai 60 bulan.
Dengan demikian, pelaku usaha memiliki keleluasaan dalam mengelola arus kas bisnis mereka.
Program KUR BRI juga mendapatkan jaminan dari pemerintah, sehingga risiko kredit bagi pelaku usaha lebih terkendali.
Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengusaha yang masih dalam tahap pengembangan bisnis.
Sementara itu, pinjaman Non KUR BRI merupakan fasilitas kredit yang ditawarkan kepada masyarakat umum, baik untuk kebutuhan bisnis maupun pribadi.
Tidak seperti KUR yang mendapat subsidi pemerintah, Non KUR memiliki suku bunga yang lebih tinggi.
Pinjaman Non KUR BRI memiliki bunga sekitar 12 persen efektif per tahun atau 1 persen per bulan.
Meski lebih tinggi dibandingkan KUR, Non KUR memberikan limit pinjaman yang lebih besar, sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Produk pinjaman Non KUR BRI mencakup Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI), yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha.
Fleksibilitas ini memungkinkan pengusaha mendapatkan modal dengan lebih leluasa.
Jika dibandingkan, KUR BRI memiliki bunga yang jauh lebih rendah dibandingkan Non KUR, yaitu hanya 6 persen per tahun.
Di sisi lain, Non KUR menawarkan plafon pinjaman yang lebih tinggi serta fleksibilitas dalam penggunaan dana.
Dari segi jaminan, KUR BRI tidak selalu mewajibkan agunan, terutama untuk pinjaman kecil.
Sebaliknya, Non KUR umumnya mengharuskan jaminan sesuai dengan kebijakan bank.
Bagi pelaku usaha kecil yang ingin mendapatkan modal dengan bunga rendah, KUR BRI adalah pilihan yang tepat.
Dengan subsidi dari pemerintah, UMKM dapat memperoleh pinjaman dengan syarat yang lebih ringan.
Namun, bagi pengusaha yang memerlukan pinjaman dalam jumlah besar dan menginginkan fleksibilitas lebih dalam penggunaannya, Non KUR bisa menjadi solusi yang lebih sesuai.
Sebelum memilih pinjaman, penting bagi calon peminjam untuk mempertimbangkan kondisi keuangan dan kemampuan membayar cicilan.
Baik KUR maupun Non KUR BRI memiliki keunggulannya masing-masing.
Dengan memahami perbedaan keduanya, pelaku usaha dapat menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan mereka. (*)