SOKOGURU - Menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, pengeluaran umat Muslim cenderung meningkat.
Dari kebutuhan makanan hingga pakaian baru, banyak yang merasa perlu mengalokasikan dana lebih.
Namun, tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran bisa menjadi tidak terkendali.
Ahli keuangan dan Dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB, Dr. Istiqlaliyah Muflikhati, memberikan beberapa tips agar keuangan tetap terkontrol selama momen Lebaran.
Lebaran sering kali identik dengan pengeluaran besar. Tanpa perencanaan yang matang, seseorang bisa mengalami pemborosan dan kesulitan finansial setelahnya.
Oleh karena itu, memahami prioritas kebutuhan menjadi kunci utama dalam mengelola keuangan menjelang Lebaran.
Menurut Dr. Istiqlaliyah, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyusun anggaran pengeluaran.
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan utama dan menyesuaikan dengan kondisi keuangan.
"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran dengan cara mengidentifikasi kebutuhan. Lalu diurutkan mulai dari yang utama (primer) sampai yang kurang penting. Contohnya, zakat fitrah, zakat mal, transportasi dan kebutuhan mudik atau silaturahim, sampai tunjangan hari raya (THR) untuk keluarga dan kue Lebaran," ujarnya.
Setelah anggaran dibuat, penting untuk membedakan antara kebutuhan primer dan sekunder.
Kebutuhan primer seperti zakat fitrah dan biaya mudik harus diprioritaskan sebelum mengalokasikan dana untuk hal lain seperti pakaian baru atau dekorasi rumah.
"Anggaran tentunya harus mempertimbangkan kondisi keuangan. Sebisa mungkin hindari utang," tegasnya.
Dalam mengelola uang THR, Dr. Istiqlaliyah menyarankan untuk menerapkan prinsip 3S, yaitu Spending, Saving, dan Sharing.
"Setiap kita menerima uang masuk (pendapatan) termasuk THR, sebaiknya dialokasikan untuk 3S, yaitu spending (konsumsi/belanja), saving (menabung), dan sharing (infaq/berbagi)," jelasnya.
Agar uang THR tidak habis dalam sekejap, penting untuk merencanakan penggunaannya.
Sebaiknya, THR digunakan untuk menambah anggaran belanja yang telah direncanakan sebelumnya.
"Jadi, usahakan untuk tidak dibelanjakan semua. THR digunakan untuk menambah anggaran belanja Lebaran yang sudah direncanakan. Jika perlu membawa oleh-oleh jangan berlebihan," pesannya.
Belanja online yang semakin mudah diakses bisa menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat.
Tanpa kontrol yang baik, seseorang bisa tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Dr. Istiqlaliyah memberikan beberapa tips untuk menghindari godaan belanja online:
⦁ Membuat anggaran Lebaran secara jelas
⦁ Menggunakan metode pembayaran nontunai dengan batasan tertentu
⦁ Menghindari scrolling berlebihan di e-commerce
⦁ Mengurangi kebiasaan window shopping
⦁ Jika ingin membeli barang, masukkan ke keranjang terlebih dahulu dan tunda pembayaran hingga keesokan harinya
⦁ Memeriksa apakah promo atau diskon benar-benar diperlukan
⦁ Tidak berbelanja saat lapar atau stres
Dr. Istiqlaliyah juga mengingatkan pentingnya menyisihkan sebagian uang untuk tabungan setelah Lebaran. Hal ini untuk menghindari kesulitan keuangan di kemudian hari.
"Perlu diingat, dahulukan memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Hindari utang dan sisihkan dana untuk pasca-Lebaran. Jangan sampai setelah Lebaran bingung karena tidak ada simpanan," pungkasnya.
Merayakan Lebaran tidak harus boros. Dengan perencanaan keuangan yang matang, seseorang tetap bisa menikmati momen Lebaran tanpa harus khawatir dengan kondisi finansial setelahnya.
Jadi, yuk mulai bijak dalam mengatur keuangan menjelang Lebaran agar tetap stabil dan terkendali! (*)