Soko Berita

Jadwal Sidang Isbat Penentual 1 Syawal 1446 H/Idul Fitri 2025 M Digelar Pekan Depan

Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal Syawal 1446 H. Simak jadwal, metode, dan lokasi pengamatan hilal untuk Idul Fitri 2025.

By Pipin Lukmanul Hakim  | Sokoguru.Id
22 Maret 2025

Kemenag akan menggelar Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1446 H/Hari Raya Idul Fitri 2025 pada 29 Ramadan. (Foto/Freepik).

SOKOGURU - Sidang Isbat (penetapan) awal Syawal 1446 Hijriah/Lebaran Idul Fitri 2025 Masehi akan digelar pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret mendatang.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Kemenag), Abu Rokhmad menyampaikan hal ini saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H di Kantor Pusat Kemenag, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (18/03).

"Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025," kata Abu Rokhmad, seperti dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (22/03).

Sebagaimana biasanya, kata Abu, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Dzulhijjah.

Dalam penentuan awal Syawal, menggunakan metode hisab dan rukyat yang merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.

Menurut Abu, ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Dalam Fatwa MUI itu disebutkan, penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI melalui Menag dan berlaku secara nasional.

Secara hisab (perhitungan astronomi), kata Abu, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 pada jam 17.57.58 WIB.

Karena, berdasarkan data astronomi saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua, dan minus satu di Aceh.

"Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat," kata Abu Rokhmad.

Abu menjelaskan, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal. Dimensi ta'abbudi, rukyat sejalan sunnah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa.

"Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI, jika penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat. Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting," katanya.

Kedua, dimensi pengetahuan yakni dijelaskan bahwa rukyat merupakan proses konfirmasi atas-atas data hisab dan astronomis.

"Apa yang telah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat. Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat canggih dalam proses rukyat," kata Abu Rokhmad.

Proses Rukyatul Hilal rencana akan dilakukan di 33 titik, dan ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi kecuali Bali karena bertepatan dengan suasana Nyepi.

Proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang Magrib.

Kemenag akan mengundang perwakilan duta  besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam, juga perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha serta instansi terkait lainnya.

Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB, yang berlangsung secara tertutup. Lalu, hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menag Nasaruddin Umar.