Bagi masyarakat Sunda, menggunakan cobek sebagai alat untuk membuat bumbu masakan secara tradisional menjadi hal lumrah. Membuat bumbu masakan dengan mengulek langsung menggunakan cobek dipercaya dapat memunculkan rasa yang khas. Beda dengan membuat masakan dengan blender.
Satu keluarga pengrajin asal Desa Cikoneng, Kec. Ganeas pun membuat cobek dari batu alami. Bahan dasar cobek ini didapatkan di kali yang tidak jauh dari kantor Desa Cikoneng. Maka, proses pembuatannya pun dilakukan secara langsung di area kali.
“Cobeknya dibuat dengan mesin khusus untuk membentuk cobek sedemikian rupa,” tutur Bu Endeh selaku perwakilan Bumdes dari Cikoneng.
Di pasaran, cobek memiliki ragam bahan seperti dari kayu atau semen. Keunggulan cobek batu ini adalah dari segi ketahanan dan permukaannya yang mulus. Jika menemukan cobek yang mudah retak atau terbelah, kemungkinan besar itu merupakan cobek yang dibuat dari semen.
Sekian banyak produk olahan di UMKM, keluarga pengrajin dari Desa Cikoneng ini memilih untuk membuat cobek dari batu alami yang cantik. Padahal cukup banyak kendala yang dialami seperti pencarian bahan batu di kali dan alat atau mesin pembuat cobek.
Cobek batu alami yang cantik ini dapat diboyong dengan berbagai ukuran sesuai kebutuhan. Terdapat ukuran 20 cm dan 26 cm dengan harga mulai Rp. 85.000 hingga Rp. 150.000. Selain cobek batu, keluarga pengrajin yang telaten ini pun membuat ulekan yang dijual terpisah dengan harga Rp. 25.000.