KLINIK UMKM
Menatap Fajar Ekspor di Afrika
Afrika bukan saja tanah jauh yang punya keragaman budaya dan kemegahan alam. Di sana, ekspor produk Indonesia berkembang pesat.
Olehapsoro
20 Juni 2022 03:21

Kita mungkin membayangkan kelaparan dan kekeringan di dataran yang jauh dari Indonesia itu. Tetapi nyatanya warga Afrika sedang anteng meracik bumbu mi instan untuk makan siangnya. Alih-alih gurun dan tanah-tanah yang retak, mungkin kita mesti membayangkan kini di telah banyak Warmindo berdiri di Afrika.

Seperti yang sudah jadi perbincangan di dunia maya beberapa waktu ke belakang, produk yang biasa kita makan di akhir bulan ini bisa sangat laris manis di sana.

Pertanyaannya: ada bumbu rahasia apa dalam sebungkus mi instan itu? Sampai-sampai bisa terbang jauh ke Afrika?

Mestinya tidak ada yang spesial. Karena bagi kita sendiri mi instan begitu sempurna. Cara memasaknya gampang, harganya murah dan bisa dibeli di mana saja. Yang terpenting dan utama: rasanya nikmat luar biasa! Semua perpaduan itu membuat mi instan digemari.

Daya tawar mi instan tidak bisa ditolak oleh siapa pun, termasuk warga Afrika. Barangkali mi instan menjadi hal baru yang mampu mengubah selera warga Afrika.

Namun, produsen mi instan kita jeli melihat pasar. Inilah yang bisa kita contoh bilamana ingin panjang jalinan eksponya.

Mi instan di sana tak sama seperti di sini. Secara porsi, satu bungkus di sana sama dengan 3 sampai 4 bungkus porsi orang Indonesia. Juga soal topping, mi instan di sana dilengkapi dengan pelengkap yang jauh lebih banyak dari yang ada di sini.

Tujuannya bukan sekedar membedakan barang ekspor atau bukan. Tujuan sebenarnya adalah memenuhi selera pasar dari negara yang dituju.

Porsi orang Afrika jelas beda dengan porsi orang Indonesia. Penyesuaian itu dilakukan supaya produk dicintai oleh masyarakatnya.

Bahkan, di Nigeria, Mi produksi negara kitatelah menjadi salah satu makanan pokok setelah diklaim memiliki gizi lebih baik daripada beras. Upaya promosi seperti itu membuahkan hasil, bahkan menjadi mi nomor satu di sana.

Bahkan bukan sekedar mi kita yang jadi primadona di sana. Ada sarung, sabun cuci, sampai sabun mandi.

Ini membuka cakrawala bagi kita. Ternyata menyasar target ekspor bukan sekadar negara-negara Eropa atau yang dekat-dekat saja.

Bayangkan, berapa banyak produk Indonesia yang mampu menjadi nomor satu di negara lain kalau kita bisa membaca keinginan pasar dan potensi yang ada?

Editor Sokoguru: Ahmad Yunus
TANYA JAWAB
smiley
0/1400 Karakter
    Tidak Ada Komentar