Merintis bisnis di masa ini banyak kemudahan sekaligus banyak tantangan. Kemudahan akses seperti memasarkan barang secara online, atau berjualan online jadi pilihan utama. Keuntungannya antara lain tidak perlu sewa tempat dan maintenance display. Namun hal tersebut sebanding dengan tantangannya, ialah semua orang, UMKM hari ini berjualan online juga.
Banyak pilihan berjualan online, ada marketing medsos, marketplace, sampai ke shoppertaiment yang saat ini menjadi tren penjualan lewat live streaming tiktok.
Dalam kesempatan ini, Klinik UMKM Sokoguru akan berbincang secara spesifik mengenai marketplace bersama Yusuf Sahroni, owner brand sepatu dan sandal LAF Project yang pasarnya meroket di marketplace Indonesia.
Yusuf yang sudah pengalaman memberikan pelatihan bisnis, khususnya marketplace akan membeberkan tips penting mengenai Bagaimana bisnis baru bisa stand-out dan punya langkah lebih jauh di banding saingannya hari ini?
Kira-kira terdapat enam aspek krusial yang harus dibaca betul-betul. Pertama, pilihlah platform marketplace yang sesuai dengan produk anda. Kedua, jangan percaya feeling, selalu baca data. Ketiga, harus membaca momen belanja. Keempat, Membuat display yang jitu untuk marketplace. Kelima, menjaga traffic, menghindari pinalti. Keenam, membaca, menemukan dan menggunakan kata kunci (keyword).
Memilih platform yang sesuai dengan produk
“Marketplace hari ini sudah spesifik, terklasifikasi dari jenis produk sampai ke gender. Kita harus pilih marketplace yang sesuai produk kita. Misal di marketplace oren, biasanya produk fashion, ibu-ibu, atau elektronik di yang ijo kan umumnya,” tutur Yusuf.
Yusuf menjelaskan bahwa platform yang dicontohkan tidak mutlak seperti itu. Contohnya di produknya sendiri, LAF banyak mendapat juga pengunjung di berbagai marketplace. Tetapi memilih base adalah penting.
Sebagai pebisnis, anda bisa langsung membidik semua marketplace, tapi pastikan ada satu base yang anda andalkan, sesuai dengan perkembangan data dan bisnis yang dicapai.
Ketika berniaga di marketplace, Selalu baca data, jangan percaya feeling
Berbisnis di marketplace berarti anda berbisnis di tempat yang penuh data. Setiap pengunjung yang klik produk anda, berapa kali produk muncul di pencarian, berapa kali produk masuk ke keranjang, berapa kali pembuatan pesanan sampai berapa orang yang kembali berkunjung dan membeli produk anda.
Dari data-data ini begitu banyak keputusan bisnis yang bisa anda simpulkan. Misal, jika banyak muncul di pencarian tetapi kurang klik ke dalam laman produk. Bisa jadi ada beberapa faktor yang mempengaruhi produk anda. Bisa jadi harganya, atau fotonya, ataupun judul produknya.
“Dalam marketplace, membaca data itu harus, karena semua bisa terukur dan terbaca dari statistic. Kalau mengandalkan insting, tak jarang akan banyak miss. Toh hari ini saja bisnis tatap muka sudah pakai data juga, seperti ilmu supply chain.” Tutur Yusuf.
Membaca Momen Belanja Konsumen Indonesia
“Indonesia diuntungkan dengan momen belanja. Jika di luar negeri hanya ada 1, natal dan tahun baru yang berdekatan, maka Indonesia punya Ramadan dan Tahun baru. Itu keuntungannya” kata Yusuf.
Momen big sale ini harus dipertimbangkan untuk melengkapkan stok, ataupun persiapan promosi. Jadi harus siap dengan pra-H-pasca dari momen Ramadan/lebaran dan juga tahun baru.
Khusus untuk tahun ini, menurut Yusuf para UMKM marketplace harus bekerja lebih keras lagi karena momen big sale yang berdekatan, dan juga persaingan yang semakin ketat dengan produsen yang turun di marketplace.
Display Harus Ciamik
“Display barang di marketplace itu simple. Siapkanlah ia sebaik mungkin. Foto tampilan, Judul, harga dan deskripsi. Itu saja” tambah Yusuf.
Apa lagi faktor yang akan membuat konsumen memilih produk anda selain fotonya menarik, harganya masuk dan judulnya tepat? Tentu saja “berada dalam radar pencarian”. Dengan display yang ciamik dan tips selanjutnya, produk anda bisa mudah ditemukan oleh konsumen.
Menjaga traffic