Perlu ketelatenan dalam merawat bonsai, khususnya bonsai mini. Perawat bonsai harus benar-benar memperhatikan media tanam, nutrisi, dan daun-daun yang sudah tua. Di balik itu semua bonsai memiliki peminat yang tinggi.

Bagi BAPERA, kegiatan UMKM Expo dan Gelar Budaya 2022 ini dapat menunjang penyebaran produk dan memberikan dampak yang positif untuk UMKM setiap Kecamatan di Sumedang.

Kaos buatan Sumedang Tematik ini menjadi unik. Desain-desain tentang ciri khas Sumedang ditampilkan dalam setiap produknya. Misalnya monumen lingga dan pepatah Sunda.

Perpuataran uang dalam kegiatan Sumedang UMKM Expo & Gelar Budaya 2022 berhasil menembus angka 1 miliar. Hal itu menandakan bahwa produk UMKM Kab. Sumedang sudah sangat layak dan sangat disambut masyarakat umum.

Sebagai kopi buhun, kopi Tampomas menjadi kopi yang digemari untuk diolah kembali oleh daerah lain. Biji kopi yang dirasa sudah cocok untuk diolah adalah biji kopi yang sudah merah. Bila belum merah, Bapak Tatang dan kelompoknya tidak akan mengolah kopi.

Bermula jadi pengrajin tempe, kacang koro dipilih Ibu Enung karena harga kacang kedelai yang cukup mahal. Olahan lain dari kacang koro mulai dibuat dan dijual hingga ke Makassar,

Satu keluarga pengrajin asal Desa Cikoneng, Kec. Ganeas pun membuat cobek dari batu alami. Bahan dasar cobek ini didapatkan di kali yang tidak jauh dari kantor Desa Cikoneng. Maka, proses pembuatannya pun dilakukan secara langsung di area kali.

Rengginang dalam kaleng Khong Guan telah menjadi guyonan untuk masyarakat. Tapi bagi Lilis Yulianti, guyonan itu menjadi inspirasi memulai usaha.

Perlu kesabaran dalam mengolah aren hingga menjadi gula aren. Bahkan pembuatan aren bisa mencapai satu bulan. Tapi warga Cimanintin tetap teguh mempertahankan tradisi pembuatan gula aren sebagai mata pencaharian.

Wuddan Lukmanul Hakim, Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan, Menengah, Diskop UKMPP Kab. Sumedang, mengatakan bahwa program berkelanjutan untuk UMKM akan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar UMKM bisa terus mendapatkan pasar.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kab. Sumedang terus berusaha melahirkan program yang mendukung UMKM Sumedang. Beberapa di antara program tersebut akan dilakukan secepat mungkin.

Berdomisili di Desa Margamulya, kerajinan tangan rumahan ini berhasil mendapatkan pelanggan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, bahkan Arab Saudi.

Puspasari yang disematkan di kemasan teng-teng pun berasal dari nama nenek buyutnya. Sehingga menjadi ciri khas bahwa teng-teng Puspasari merupakan cemilan asli yang diproduksi nenek buyutnya.

Semua narasumber dalam talkshow Produk Unggulan Daerah dengan Nilai Kebudayaan, bersepakat bahwa seni budaya Sumedang mesti masuk ke dalam kategori produk unggulan.

Bagi Daryati, menjalin kekeluargaan merupakan hal yang penting. Berawal dari membuat keripik singkong, Daryati membuat Desa Situmekar menjadi penghasil produk olahan singkong di Sumedang.

Jika mendengar produk Ibu Suryani, sebagian orang mungkin akan teringat dengan goyangan penari dalam seni tari. Siapa sangka penamaan geboi memang melekat dengan dirinya. Pasalnya, beliau memiliki sanggar seni di Rancakalong yang fokus untuk melestarikan seni di daerahnya.

Meski produksinya tidak banyak, cemilan olahan Djah sendiri sudah masuk ke supermarket. Misalnya Griya Sumedang dan Cinunuk. Seblak kering yang cocok dijadikan cemilan ini diberi harga mulai dari Rp. 15.000 saja dan kini dapat dibeli langsung di kegiatan Sumedang UMKM Expo dan Gelar Budaya 2022.

Kerupuk bangreng biasanya ditemukan saat kesenian bangreng digelar, tapi Wati membuat inovasi dalam kerupuk bangreng. Kemasan yang menarik dan pilihan rasa yang banyak membuat kerupuk bangreng jadi pilihan anak muda.

Merespons permintaan pasar, Cicih berhasil membuat bisnis boneka boba miliknya melambung tinggi. Kini ia hasilkan Rp 11 juta per bulan hanya dari pembuatan boneka boba.

Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, Yusuf berhasil membuat produknya melangkah ke luar daerah. Orderan meningkat, lapangan pekerjaan pun terbuka lebar.

UMKM Sumedang sering kali membuat langkah sederhana yang memberikan nilai tambah produknya. Iis memperlihatkannya dengan membuat camilan telur gabus mini, yang menjadi favorit keluarga Bupati.

Tradisi Sunda yang dijaga Aris dan Ma Een membawa keberuntungan. Bakakak ayam kampung yang dijalaninya menjadi satu UMKM maju di Sumedang.

Paduka Yang Mulia Sri Radya Karaton Sumedang Larang beserta istri, Prameswari Agung Karaton Sumedang Larang, dan rombongan mengunjungi Sumedang UMKM Expo & Gelar Budaya 2022.

Produk Manihot diciptakan dengan spirit kebersamaan. Ibu Apong dari Kec. Wado mengumpulkan bahan baku produknya dari penati lokal, dan membuat bahan baku memiliki nilai jual.

Teh Tati bangkit dari kemerosotan ekonomi dengan konsistensi membuat produk cemilan bergizi. Ia pun mendorong tetangga sekitarnya untuk sama-sama bangkit.

Kolaborasi terus mesti dilakukan untuk mengejar pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Hal itu berlaku di semua sektor, tak terkecuali seni dan UMKM.

Andi Lesmana, Ketua Pelaksana Sumedang UMKM Expo 2022 menjelaskan bahwa omzet sementara Sumedang UMKM Expo & Gelar Budaya 2022 menyentuh Rp. 240 Juta. Itu menandakan besarnya peminat produk UMKM Sumedang.

Hari Tri Santosa menyatakan bahwa kolaborasi diperlukan untuk memajukan perekonomian dari berbagai bidang, terutama UMKM dan kesenian. Sumedang UMKM Expo & Gelar Budaya 2022 adalah contoh nyata kolaborasi untuk kemajuan ekonomi.

Kepala Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan, Menengah, Diskop UKMPP Kab. Sumedang, Wuddan Lukmanul Hakim menjelaskan bahwa kegiatan Sumedang UMKM Expo ini merupakan langkah awal bagi kemajuan pereknomian Sumedang.

Kerajinan tangan orang garut ini mengisi satu stan menarik di Sumedang UMKM Expo & Gelar Budaya 2022.