SokoInspirasi

Muhammad Zamaludin : Profesor Tahu Dari Cibuntu

Zamal, merupakan salah satu pebisnis tahu yang tak hanya sukses, namun juga terkenal sebagai profesor penemu resep tahu sutra yang enak

By Sokoguru  | Salsabilla Ramadhanty  | Sokoguru.Id
11 Juli 2022

Sokoguru.id – Siapa sih yang tak kenal makanan khas yang gurih, enak, dengan karakteristik yang lembut serta bergizi, kalau bukan tahu! Ya. Tahu. Penganan yang dibuat dari bahan dasar kedelai ini, merupakan salah satu penganan primadona yang disukai banyak kalangan.

Pada tahun 1955 tahu diperkenalkan sebagai salah satu makanan yang termasuk kedalam daftar makanan empat sehat lima sempurna oleh Bapak Gizi Indonesia kala itu, yakni Dr. Poorwo Soedarmo. Maka tak heran, jika tahu menjadi sajian murah, yang tak hanya mengenyangkan namun juga bergizi.

Tahu, terkenal sebagai makanan yang berasal dari negeri tirai bambu, China. Sejarah mengatakan, tahu ditemukan sekitar 2200 tahun lalu, pada masa Dinasti Han. Fakta mengatakan, bahwa tahu diciptakan oleh cucu dari Kaisar Han sendiri, yakni Liu An.

Kiprah penganan satu ini tak berhenti sampai di tangan Dinasti Han saja. Tahu mulai mnegalami ekspansi kejayaan, hingga ke negara-negara di Asia Tenggara salah satunya Indonesia. Ternyata, tahu mudah beradaptasi dengan lidah masyarakat Nusantara.

Hingga pada era tahun 1947 tahu mulai dikenalkan oleh Babah Mpe ke daerah Bandung, khususnya Cibuntu. Dari sana lah eksistensi tahu mulai berkembang di bumi Parahyangan. Ketika itu, masyarakat lokal mulai membuat tahu dari resep yang dikembangkan Babah Mpe.

Namun, tahu sendiri masih berbentuk flat dan rasanya tidak terlalu gurih. Karena karakteristik tahu yang mudah diolah, tahu mengalami perkembangan yang signifikan dalam segi rasa, tekstur hingga bentuk.

Sebagai sentra rumahan yang besar, Cibuntu menjadi ‘spotlight’ tersendiri, bagi konsumen penggemar tahu. Sebab, semua orang mulai menjadikan Cibuntu tak hanya sebagai sentra ekonomi menengah, namun sebagai sentra tahu yang terpercaya akan rasa dan kualitasnya.

Berawal dari salah seorang pebisnis tahu, yang mengenalkan resep yang membuat tahu Cibuntu semakin dikenal di banyak kalangan masyarakat Indonesia. Ia Bernama Muhammad Zamaluddin. Pria yang akrab disapa Zamal tersebut, berhasil menemukan varian tahu yang popular hingga hari ini, yakni tahu susu dan tahu sutra.

Lantas, bagaimana Zamal mengembangkan tahu miliknya hingga menjadi se-terkenal sekarang?

Sejarah dan Awal Mula Tahu Zamal

Sejak kecil, Zamal sudah bersahabat akrab dengan tahu. Kala itu, Ayahnya lah yang mengenalkan Zamal dengan penganan itu. “Kalau dulu saya awalnya dari bapak. Dan saya sudah generasi ke tiga,” ucap Zamal.

Kala itu, Zamal terbiasa berjualan tahu di pasar bersama sang Ayah. Memang sudah menjadi tradisi, banyak pelaku usaha tahu di Cibuntu meneruskan usaha orangtuanya membuat tahu. “Karena kakek saya juga jualan tahu nah seperti sekarang kan anak saya juga sudah mulai bergelut di tahu. Karena kan kalau disini kebanyakan pada balik ke tahu. Kalau saya dulu berawal dari nol. Dulu itu saya awalnya berjualan di pasar yang punya bapak.”

Zamal berkata, jika dirinya tidak diajarkan orangtuaya untuk bekerja keras namun untuk berbisnis dengan cerdas. Maka dari itulah, Zamal mulai belajar membuat tahu sendiri. Zamal belajar dari berjualan, mengolah kedelai, hingga Kembali menjadi uang (untung).

“Saya pernah jualan pake sepeda ontel. Jadi bikin sendiri, jual sendiri pokoknya dari mulai kedelai sampai jadi duit lagi itu sendiri. Nah jualan pake sepeda ontel itu setengah tahun kemudian pake motor jualan ke pasar dari moh toha ke ITC,” tambah Zamal.

Lalu Ia menuturkan, jika perjalanannya dalam meneruskan usaha tahu orangtuanya dimulai sejak ia menginjak bangku SMA. Zamal sendiri, diajarkan membuat tahu di masa yang sama, namun oleh tangan yang berbeda. “Nahh dari situ saya mulai belajar bikin tahu sendiri dari pak Asep yang ngajarin saya bikin tahu flat,” jelasnya.

Dari situlah Zamal mulai berpikir mengapa tahu tidak memiliki perubahan dari segi bentuk maupun rasa. Karakter tahu kala itu, hanya memiliki rasa yang hambar, dan bentuk yang hanya berupa kotak saja. “Dari situ kan saya nanya kok tahu itu seperti ini terus? Saya kan emang dari kecil itu sudah hoby di tahu.”

Dobrakan Pertama Zamal

Sejak dahulu, Cibuntu hanya terkenal dengan rasanya yang enak saja. Namun, kala itu belum ada seorang pun yang berani mencoba dobrakan baru terkait rasa maupun bentuk. Zamal kemudian melebarkan langkahnya untuk meracik resep yang menjadi dobrakannya itu.

“Jadi dari dulu itu cibuntu cuman khas dari enaknya saja gak ada inovasi apa-apa. Jadi gak ada yang berani mendobrak. Nah saya kemudian bikin tahu sutra.”

Ia menyatakan, bahwa dirinya lah yang pertama kali membuat inovasi tahu Sutra. Awalnya, dinamakan tahu sutra karena tekstur tahu nya yang lembut, dan saking lembutnya menyerupai agar-agar. “dulu ada pelanggan yang bilang kalau tahu buatan saya lembut seperti sutra jadi saya ke-ide-an namanya tahu sutra,” tukas Zamal.


Kemudian, Zamal mengutarakan jika tahu sutra buatannya bisa lembut dikarenakan proses pencetakannya yang masih menggunakan kain. Jenis kain digunakan seperti kain kassa yang memiliki tekstur halus. Sehingga tak mengeherankan jika tahu sutra memiliki karakter yang sangat lembut.

Tak hanya tahu sutra, Zamal berkata jika ia lah pemilik awal resep tahu susu. Bahkan, dirinya sempat mengembangkan bisnis tahu susu miliknya di Lembang. “Awalnya saya bikin tahu sutra terus tambahin susu sapi jadi tahu susu,” ucapnya.

ia mengatakan, jika tahu Lembang merupakan kepanjangan tangan dari resep tahu Cibuntu. Karena tahu Lembang yang sudah dikenal orang-orang hari ini, berbeda. “Nah dari situ banyak yang mengklaim tahu susu lembang. Kalau tahu lembang itu beda lagi. Nah awalnya kan tahu Susu lembang dari cibuntu.

Dari resep yang Zamal kembangkan tersebut, akhirnya banyak menginspirasi pengrajin tahu yang ada di Cibuntu. Jenis-jenis tahu dengan rasa yang unik, mulai menjamur, menghadirkan varian yang bisa menjadi alternatif para peggemar tahu.

“Sekarang kan banyak tahu keju, tahu mentega, kan awalnya dari tahu sutra. Karena kan tahu sutra itu sudah pake mentega kalau mau tahu keju ya tinggal ditambah keju saja. Ya Alhamdulillah lah jadi mereka ter-inspirasi dari tahu sutra. Karena awalnya kan di tahu cibuntu ini semuanya flat terus saya bikin tahu sutra, tahu susu nah habis itu mulai berkembang inovasi.”

Varian tahu tak hanya didobrak dari segi rasa saja. Namun, Zamal pun mengembangkan tahu dengan varian bentuk yang unik. “Kalau bentuk, inovasi saya itu tahu yang panjang2 kaya sosis itu saya yang bikin. Karena dulu ketika saya di lembang, dituntut untuk berinovasi per 6 bulan sekali. cuman kalau saya dari bentuk yang kaya sosis itu,” jelas Zamal.

Jadi, secara otomatis Zamal memproduksi tiga varian tahu. Ada tahu sutra, tahu susu, juga tahu Lembang. Bahkan ia mengatakan jika adiknya meneruskan resep yang ia kembangkan, hingga bisa membentuk pabrik terbesar yang ada di Cibuntu. Tak hanya adiknya, Zamal pun menyebarkan inspirasi kepada pengrajin lainnya dalam memproduksi tahu.

“Nah alhamdulillah sekaranga adik saya yang tahu sutra terbesar di Bandung. Sehari itu bisa sampai 5 ton. Jadi alhamdulillah orang bisa menikmati hasil karya.”

Zamal berkata, setelah ia menciptakan tahu sutra harga yang dipasarkan ia patok lebih tinggi dari harga tahu pada umumnya. “Karena saya itu pertama tahu sutra itu ada saya langsung jual mahal. Jadi daripada saya jual murah lebih baik saya kasih saja,” jelasnya.

Bahkan, ia menjelaskan bahwa dari bisnis tahu sutranya tersebut bisa memperoleh omzet hingga sebesar 900 juta hanya dalam waktu sebulan saja. Fantastis!

Menjadi Pembeda Dari Tahu Lain

Secara general, skema produksi tahu yang ada di Cibuntu memiliki perbedaan dengan tahu-tahu yang ada di daerah lain. Proses tersebut mencakup beberapa tahap yang cukup Panjang untuk dapat membuat tahu menjadi lebih enak.

“Agak bedalah. Karena kan prosesnya lebih lama. Berbedanya itu dari cara kita merebus harus bener-bener mendidih, terus cuci harus bener-bener bersih,” papar Zamal.

Tahapan memproduksi tahu sutra berawal dari pemilihan bahan baku kedelai. Kedelai tak bisa dipilih secara asal karena akan mempengaruhi proses lainnya, terutama rasanya. Setelahnya kedelai harus dicuci dengan sangat bersih.

Setelah kedelai dicuci bersih, barulah memasuki proses penggilingan. Kedelia yang digiling haruslah benar-benar halus, agar dapat memaksimalkan sari-sari kedelai yang keluar setelah proses penggilingan tersebut.

Tak berhenti sampai disitu, kedelai yang digiling akan masuk kedalam panci perebusan hingga betul-betul mendidih. Setelah mendidih, baru sari-sari kedelai tersebut diberi biang atau air tahu yang sudah difermentasi agar dapat membentuk bulir-bulir yang menjadi cikal bakal tahu terbetuk.

Setelah pemasukkan biang selesai, barulah sari-sari kedelai tadi akan memadat dan tahu pun siap dimasukkan kedalam cetakan. Yang menjadi pembeda diantara tahu lain, biasanya tahu Cibuntu melewati proses perebusan sebanyak dua kali.

Saat pemasukan biang, dan setelah tahu selesai dicetak dan dipotong. Perebusan kedua ini, bertujuan untuk pengasinan tahu dan pewarnaan dengan kunyit. Sehingga tahu memiliki cita rasa yang gurih, dengan aromatik kunyitnya yang khas. Tak hanya itu, tahu sutra Cibuntu ini lebih awet di ruangan terbuka, dari tahu-tahu lain.


“Makannya tahu sutra ini bisa awet dua hari di ruang terbuka tanpa di kulkas. Tapi tidak pake pengawet. Berbeda dengan di jawa, tahu itu tidak direbus lagi. Jadi di jawa mah udah dicetak, potong2 terus jual. Kalau tahu cibuntu, setelah dicetak terus direbus lagi dengan kunyit dan garam jadi bisa langsung dimakan.”

Berkat inovasi rasa tahu nya, Zamal pun membuka cabang di berbagai daerah di dalam dan luar Jawa Barat. Tersebar di Sidoarjo, Jogjakarta, Pekan Baru, Makassar, Sukabumi, Banjar dan Salatiga. Cabang tersebut dikenal masyarakat luar dengan nama ‘Tahu Kuring’. Ia mengatakan jika ia bekerja sama dengan 3 orang investor dalam membangun cabang-cabang tersebut.

Namun, hal tersebut tak menutup adanya masalah yang sempat merundung bisnis Zamal. Permasalahan tersebut akibat langkanya bahan baku pembuat tahu, yakni kedelai. Apalagi, semenjak pandemi harga kedelai sempat mengalami fluktuatif yang berkepanjangan bahkan, nominalnya terus naik.

Walau demikian, bisnis Zamal tetap berjalan bahkan omsetnya justru meningkat. Hal tersebut tak terlepas dari strategi pemasaran Zamal yang dikemas dengan sangat baik. ia memiliki inovasi dalam mempertahankan bisnis tahunya, dengan berbagai macam cara.

Seperti salah satunya membuat seragam khusus yang berlabel nama produk Tahu M. Zamal untuk pedagang tahu lepas. Tak hanya itu, ia pun mengenalkan tahu nya melalui website yang ia miliki.


Inovasi Zamal tersebut, mampu membranding produknya secara menyeluruh. Tak hanya dari segi inovasi rasa dan bentuk saja. Namun, pengenalan merk melalui mobilitas pedagang tahu lepas di Cibuntu menjadi kunci pemasaran tahu sutra Zamal.  Strategi yang Zamal gunakan merupakan satu potensi bagi dirinya membuat pasar tahu nya sendiri. “jadi kalau saya itu beda. Saya bukan nyari pasar tapi saya ingin bikin pasar sendiri.”