Martha Ohee adalah tokoh inspiratif dari Pulau Asei Besar, Sentai, Kabupaten Jayapura. Di tangan perempuan ini, inovasi budaya lahir dalam mengembangkan seni melukis di atas kulit kayu pohon Khombouw yang tumbuh di hutan suku ini.
Berbagai motif lukisan memang mewarnai berbagai barang di suku ini. Mulai dari motif perahu, ikan, hingga ikon budaya secara turun temurun. Kemampuan melukis memang menjadi kebiasaan warga di sini. Potensi seniman yang luar biasa ini menjadi modal bagi Martha Ohee mengembangkan berbagai produk kebudayaan. Seperti kerajinan kulit kayu hingga noken yang diminati turis Eropa hingga mengisi produk di Museum Loka Budaya Abepura.
Mama Martha terus berinovasi hingga menjadikan dirinya sebagai seniman masyarakat dan telah menghasilkan berbagai produk tas, topi ikat, taplak meja, dan noken berkualitas.
Baginya membuat noken adalah sakral sebab noken berarti menunjukan seorang perempuan dewasa. Ia melakoni kegiatan ini sebagai bentuk rasa cinta terhadap kebudayaan Papua.
Membuat noken memang butuh keterampilan khusus. Bahan bakunya berasal dari jenis kayu Yonggoli dan huisa untuk menghasilkan serat yang berkualitas. Prosesnya membutuhkan watu hingga berminggu. Mulai dari penyucian, penjemuran hingga pembuatan serat sebagai bahan baku.
Kini, Mama Martha telah menjadi inspirasi karena ikut menggerakan produk dari Sentani. Termasuk merangkul pemberdayaan bagi perempuan lainnya di Desa Asei Besar, Danau Sentai lewat produk kriya dan kulit kayu. Langkah Mama Martha menjadikan ia sebagai pelaku UMKM dari Indonesia Timur.
Tak salah dari produknya yang unik telah membawa dirinya melanglang buana hingga ke New York, Amerika untuk mengikuti pameran Internasional. Ketekunan dan rasa cinta pada budaya, membuat Mama Martha menjadi tokoh inspirasi.