Dedek Setia Santoso, warga Desa Dadaprejo, Kabupaten Batu, tak sekadar bertani budidaya anggrek. Tapi juga menggerakkan ekonomi warga melalui plasma anggrek.
Hamparan anggrek membentang di dalam sebuah green house. Sekilas terlihat seperti barisan rumput yang tertata rapi. Dua orang tampak sibuk menyortir anggrek-anggrek itu. Tiap hari mereka mengerjakan kegiatan rutinitas budidaya anggrek. Mulai dari menyortir, menyiram, memupuk, hingga menyiapkan pesanan anggrek.
Lokasi budidaya anggrek ini terletak di Desa Dadaprejo, Kabupaten Batu, Jawa Timur. Salah satu petaninya adalah Dedek Setia Santoso, seorang warga lokal yang terkenal sebagai pembudidaya anggrek sekaligus konservasi anggrek spesies.
Dedek Setia Santoso malang melintang berkiprah dalam budidaya anggrek sejak 2006. Baginya, anggrek seperti panggilan hidup. Dengan ketelatenan, kesabaran, dan semangat berbagi, ia melakoni sebagai petani anggrek dengan tulus hati.
"Kalau dengan passion kita mengerjakan sepenuh hati. Tidak merasa rugi," katanya usai memberikan pelatihan anggrek. Tiap akhir pekan, ia bersama warga, tak lagi mengenal libur. Pasalnya, mereka sibuk mengisi pelatihan sekaligus wisata anggrek di Desa Dadaprejo. Wisata anggrek ini bagian dari kegiatan pemberdayaan warga sekitar.
"Kadang dikeluhin sama anak, tapi ini bagian dari kegiatan ekonomi warga sini," kata Andi Wibowo, Ketua Desa Wisata Dadaprejo, sambil tersenyum.
Andi Wibowo bersama kelompoknya mengelola wisata anggrek. Ada 108 titik plasma yang tersebar di desa ini hasil kerja sama antara DD Orchids bersama warga sekitar. Kerja sama ini turut membantu ekonomi warga sekitar.
"Kita tinggal memanfaatkan kunjungan masyarakat yang berwisata ke Batu," ujar Andi menambahkan. Menurutnya, warga Desa Dadaprejo tak ingin hanya sekedar menjadi penonton saja di tengah gencarnya wisata Batu. Dengan keberadaan kampung anggrek ini, diharapkan bisa mendorong ekonomi warga sekitar.
Dedek Setia Santoso, 42 tahun, warga asli desa ini. Ia bersama warga memiliki kepedulian agar usaha anggrek ini turut mendorong kesejahteraan warga dan menjadikan desa wisata yang mandiri. Apalagi, menurut Dedek, permintaan dan market anggrek sangat besar.
Saat ini, hasil panen anggrek dari Desa Dadaprejo telah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. Seperti Malang, Surabaya, Bali, Jakarta, Bandung hingga pasar luar negeri seperti Singapura dan Eropa.
"Tempat ini juga jadi tempat riset dan pembelajaran anggrek. Gratis," jamin Dedek Setia Santoso.
Dedek Setia Santoso bersama DD Orchids dan warga Desa Dadaprejo bermimpi agar masyarakatnya bisa sejahtera dari hasil budidaya anggrek ini. Ia berharap agar anggrek semakin populer dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Terlebih, Indonesia sendiri adalah surga anggrek dunia yang menyimpan kekayaan sumber daya alam yang tinggi.